Bocah Penjual Karak Asal Sukoharjo Yang Rela Kerja Bantu Orangtua, Akui Sering Diejek Temannya

Berbagisemangat.com – Rizky adi Saputra (13) warga Pranan RT: 01 / RW: 01, Polokarto, Sukoharjo ini sudah membantu perekonomian keluarga di usiannya yang masih dibilang anak-anak. Setiap pulang sekolah, dia berjualan Karak, yang dia jual keliling di Kawasan Solo Baru, Grogol, Sukoharjo.

Melansir dari TribunSolo.com, dia mengaku sudah berjualan karak sejak dia masih duduk dibangku kelas VI SD.

“Saya jualan karak atas inisiatif saya sendiri, yang nanti uangnya saya tabung untuk biaya sekolah,” katanya, Senin (7/10/2019).

Meski niatnya mulia, mau berjualan demi membantu perekonomian keluarga, namun tidak selalu jalannya mulus. Kadang barang dagangannya tidak laku, bahkan ada sejumlah temannya yang sering mengejeknya karena berjualan.

“Ada temen yang mengejek juga karena saya jualan karak, sering diejek ‘dodolan dodolan’ gitu,” ungkapnya.

Meski demikian, dia mengaku tetap besar hati dan tidak merasa malu dengan teman-temannya, karena menurutnya apa yang dia lakukan merupakan hal yang baik.

“Saya tidak malu, karena jualan gini kan halal,” imbuh siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Mojolaban, Sukaharjo itu.

Meski demikian, tidak sedikit masyarakat yang sering membantunya, dengan memberikan sejumlah bantuan.

“Bantuan banyak yang ngasih, dari orang-orang yang lewat,” terangnya.

Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah Mojolaban, Darmadi mengatakan pihaknya melalui yayasan Muhammdiyah juga mengupayakan bantuan untuk Rizky.

“Muhammdiyah ada lazismu, kemarin kita sudah ajukan permohonan bantuan untuk Rizki dan kakaknya yang sekolah disini.”

“Ini sudah mulai pendataan, semoga bisa segera diberikan bantuannya,” katanya.

Di usianya yang masih tergolong anak-anak, dia sudah membantu orang tuannya dengan berjualan Karak. Usai jam sekolah berakhir, Siswa Kelas VIII SMP Muhammadiyah Mojolaban, Sukoharjo mulai bekerja.

Dengan menggunakan sepeda ontel yang dilengkapi keranjang bambu dibagian belakang, dia berjualan Karak di kawasan Solo Baru, Grogol, Sukoharjo.

“Saya biasa jualan dipinggir jalan, di dekat hotel Tosan, kalau enggk yang berkeliling, dari jam 15.00 wib sampai Magrib,” katanya saat ditemui TribunSolo.com, Senin (7/10/2019).

Karak yang dia jual, ia beli dari pedagang Karak di kawasan Semanggi, Solo. Yang nantinya Karak tersebut dibungkus ke kemasan yang lebih kecil oleh ibunya.

“Terkadang ibu juga membuat gorengan, yang nanti sekalian saya jual,” imbuhnya.

Pekerjaan ayah Rizky adalah sopir truk, sementara ibunya tidak bekerja.

Kakak pertamanya bernama Bella Novita Putri bekerja di sebuah Supermarket di kawasan Grogol, kakak kedua dan adiknya bernama Dimas Deta Andita Kirana masih duduk dibangku SMP, dan adik terakhirnya bernama Destian Sapta masih duduk di bangku kelas 4 SD.

Rizky mengaku, seriap dia jualan, bisa mendapatkan omset sebesar Rp 30 – 50 ribu, yang uang akan dia putarkan lagi untuk modal, dan sebagian ditabung.

“Dari setiap bungkus karak, labanya sekitar Rp 200,” jelasnya.

Dia mengaku, uang yang dia tabung untuk membayar biaya pendidikannya, yang mana dia bercita-cita ingin menjadi arsitek. Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah Mojolaban, Darmadi mengatakan Rizky merupakan anak yang baik, tidak banyak bicara namun lincah.

“Anaknya taat, gak neko-neko, jika dibanding dengan kakaknya, masih lincah si Rizky,” pungkasnya.

Related posts