Berbagisemangat.com – Mesir jadi salah satu destinasi banyak muslim untuk menimba ilmu. Setiap tahunnya, ada banyak muslim dan muslimah Indonesia yang masuk ke Universitas Al Azhar Cairo untuk mempelajari Islam.
Namun, siapa sangka berhijab di Mesir ternyata lebih sulit dibandingkan London? Baru-baru ini seorang wanita asal Mesir menuturkan keresahannya kepada BBC. Wanita berhijab itu bernama Dalia Anan.
“Lebih mudah berhijab di London daripada Kairo,” tuturnya dilansir dari BBC.
Dalia Anan pindah ke Inggris dua tahun yang lalu bersama anaknya. Ia bekerja di sebuah perusahaan IT. Menurutnya, dibandingkan di London, orang-orang Mesir lebih suka menilainya dari penampilan saja.
Mesir memang didominasi oleh muslim. Dulu, Mesir jadi tempat yang nyaman untuk berhijab. Tapi sekarang sudah berubah, khususnya untuk wanita yang dengan kelas ‘tinggi’. Ada beberapa tempat ‘high-end’ yang tidak bisa dimasuki wanita berhijab.
Delia mengaku pernah ditolak untuk masuk ke restoran mewah di kawasan laut Mediterania karena ia berhijab. Delia merasa, kini wanita berhijab dianggap ‘kelas bawah’ di Mesir
Lebih lanjut lagi Delia mengatakan ada beberapa wanita ‘upper-class’ di Mesir yang memutuskan untuk menanggalkan hijabnya. Dan jumlahnya terus naik setiap tahunnya. Tekanan dari pertemanan jadi pengaruh yang besar.
Hal ini sejalan dengan pendapat Manal Roostam, seorang atlet berhijab populer yang pernah digandeng Nike. Menurut Manal, banyak teman-temannya yang mulai meninggalkan hijab dan menyebut kondisi ini sebagai ‘anti-hijab era’.
“Saya pun terus diprovokasi untuk melepas hijab. Akhirnya saya membuat gerakan ‘Survival Hijab,” ungkap Manal yang kini tinggal di Dubai.
Grup ‘Survival Hijab’ di Facebook kini memiliki sekitar 620 ribu anggota. Kebanyakan anggota berasal dari Mesir. Menurut Manal, grup ini menjadi wadah para hijabers untuk berpendapat. Mereka memiliki ketakutan untuk berpendapat secara langsung, dan menggunakan grup ini untuk bersuara.