Kisah Hafidh, Anak Yatim Yang Ibunya Berjualan Mainan Tapi Bisa Raih Nilai UNBK Rata-rata 100

Berbagisemangat.com – Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) 2019 untuk tingkat SMA hasilnya sudah diumumkan.

Raihan membanggakan muncul dari salah satu SMA di Solo, yakni SMAN 4 Surakarta.

Salah satu siswanya, Ananda Hafidh Rifai Kusnanto (17), siswa kelas XII IPA 6 ini medapatkan nilai sempurna.

Anak penjual mainan anak-anak asal Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, tersebut meraih nilai rata-rata 100 pada empat mata pelajaran (mapel), yaitu Matematika, Bahasa Indonesia, Kimia dan Bahasa Inggris.

“Awalnya yang penting nilainya bagus. Tapi, ternyata setelah melihat hasil nilainya saya terkejut. Semua total nilainya 400,” kata Hafidh.

Ia mengaku tak pernah mengikuti bimbingan belajar (bimbel) karena tidak ingin membebani orangtuanya.

Sejak ayahnya meninggal, semua kebutuhan bergantung pada ibunya bernama Supatmi.

Sementara ibu Hafidh selama ini hanya berjualan mainan anak-anak dengan pendapatan yang tidak menentu.

Hafidh sendiri masih memiliki tiga orang adik.

Untuk menunjang belajar, Hafidh hanya mengandalkan buku-buku pelajaran dari sekolah, dan latihan soal-soal.

“Ibu tidak banyak uang. Takut repotin ibu. Jadi, banyak latihan soal-soal aja di rumah sama belajar buku dari sekolah. Itu saya lakukan rutin tiap hari,” terang remaja yang berhasil menyabet medali perak dalam Olimpiade Astronomi tingkat nasional di Riau pada 2017.

Saat ini, Hafidh telah diterima di Jurusan Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta.

SMAN 4 Surakarta

Sementara itu, Waka Bidang Kurikulum SMAN 4 Surakarta, Meyra Dwi menilai,anak didiknya tersebut dikenal pendiam, sehingga teman-temannya tidak menyangka Hafidh memperoleh nilai UNBK sempurna.

“Anaknya low profile. Jadi, tidak menyangka anak yang the best atau luar biasa. Tidak ada orang yang melihat. Penampilannya kelihatan biasa sekali,” katanya.

Meyra pun merasa terkejut dengan hasil nilai UNBK Hafidh yang rata-rata mendapat 100.

Sebab, sejak dirinya mengajar di SMAN 4 Surakarta, baru pertama kali ini ada siswa yang memperoleh rata-rata tiap mapel 100.

“Sejak tahun 2000 saya mengajar di sini, baru sekarang ada anak mutlak nilainya,” tandasnya.

Related posts