Hidupi Keluarga dari Dalam Lapas, Napi Ini Buka Jasa Cuci Baju Sesama Tahanan

Berbagisemangat.com – Banyak orang akan berpikir, menjadi narapidana (napi) artinya sebagian harapan hidup menjadi hilang. Pasalnya, ruang gerak tak lagi bisa didapatkan sebebas saat masih berada di luar penjara.

Namun, kondisi serba terbatas saat menyandang status sebagai napi, tak menyurutkan semangat salah seorang penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Gorontalo, Ganjar Nurdiansyah, dalam menjalani peran sebagai kepala keluarga.

Meski kini terpisah dari keluarga, Ganjar ternyata tak tinggal diam dan memilih tetap bekerja demi menghidupi keluarganya. Di balik jeruji besi, Ia mencari nafkah dengan membuka jasa mencuci pakaian sesama penghuni lapas.

Selama berada di lapas, Ganjar mengaku tidak pernah dijenguk oleh istri dan anaknya. Pasalnya, keluarganya berada di Jawa Barat.

“Selama saya di lapas, tidak ada keluarga datang, jangankan mengantar makanan, menengok pun keluarga tidak pernah,” kata Ganjar.

Salah satu faktor yang membuat keluarganya tak pernah mengunjunginya adalah karena biaya transportasi yang cukup mahal. Dari situlah Ia termotivasi untuk mendapatkan uang demi keluarganya.

Ganjar pun mendapatkan ide untuk membuka jasa cuci pakaian sesama tahanan. Awalnya Ia menawarkan jasanya kepada teman sekamarnya.

Saat itu, Ia hanya bermodal sebungkus detergen yang Ia beli dari pinjam uang di koperasi lapas.

“Setelah saya dapat pinjaman untuk beli sabun, kemudian saya tawarkan ke teman sekamar untuk mencuci pakaiannya,” katanya.

Lama kelamaan, semakin banyak yang menggunakan jasa Ganjar untuk mencuci pakaian. Hampir setiap hari Ia mendapatkan cucian.

“Alhamdulillah, saat ini sudah banyak yang menggunakan jasa saya untuk mencuci. Bahkan hampir semua,” ujarnya.

Setiap satu potong pakaian, Ganjar diberi upah Rp1000. Dari hasil jasa cuci pakaiannya itu lah, Ganjar bisa meraup keuntungan Rp1 juta hingga Rp2 juta setiap bulannya.

Uang ini Ia gunakan untuk membiayai kebutuhan keluarganya di rumah dan kebutuhannya sehari-hari di lapas.

“Hasil sangat lumayan, bisa mengirim uang kepada istri dan anak melalui petugas lapas,” tuturnya.

Atas kegigihannya ini, Ganjar mendapatkan apresiasi dari Kepala Satuan Pengamanan Lapas Kelas IIA Gorontalo, Kasdin.

Kadin berharap, semangat Ganjar ini bisa menjadi contoh bagi napi lainnya.

“Kami sangat apresiasi, walaupun berbatasan dengan tembok sekalipun, itu tidak membuat usaha dan kreativitas mereka mati,” ujar Kasdin.

Related posts