Hijabers Cantik Asal Estonia Ungkap Alasannya Jadi Muallaf

Berbagisemangat.com – Memutuskan untuk memeluk agama baru tentu bukanlah perkara mudah. Terlebih jika agama jadi sesuatu yang asing di lingkungan hidup kita, seperti yang dialami hijabers cantik asal Estonia, Eslimah.

Eslimah dikenal sebagai selebgram hijab berdarah Estonia yang kini tinggal di Qatar. Ia aktif mengunggah konten tentang fashion dan traveling di akun Youtube dan Instagram-nya.

Beberapa waktu lalu, ia bercerita tentang alasannya memeluk agama Islam. Ia memutuskan untuk bercerita setelah banyak orang bertanya padanya, karena Eslimah berasal dari negara terpencil yang tak mengenal Islam.

“Aku tumbuh di lingkungan tanpa agama. Orang tuaku tidak pernah menceritakan kehidupan sebelum kelahiran, atau sesudah kematian. Sangat mungkin untuk tinggal seumur hidup di Estonia tanpa pernah memikirkan Tuhan,” tutur Eslimah di akun Youtube-nya.

Suatu hari, Eslimah yang masih berusia 15 tahun sedang melakukan tanning di ruangan khusus. Ia berkenalan dengan dua perempuan Jerman bernama Elizabeth dan Annalise yang mengaku muallaf. Di sana Eslimah baru tahu ada istilah ‘pindah agama’, karena yang ia tahu Islam adalah sesuatu yang jauh dan berasal dari Arab.

Di sana pula ia melihat Elizabeth dan Annlise memakai hijab setelah selesai tanning. Kemudian Elizabeth mengajak Eslimah ke rumahnya, dan secara spontan Eslimah mengiyakan. Di rumah Elizabeth, Eslimah diberi sebuah buku anak-anak tentang Islam. Eslimah pun membawanya pulang.

Hijabers Cantik Asal Estonia Ungkap Alasannya Jadi Muallaf
Eslimah, muallaf dari Estonia. Foto: Instagram/Eslimah

Seperti hidayah yang datang perlahan, Eslimah kembali dipertemukan dengan wanita yang sedang belajar Alquran di airport saat sedang transit. Ia berkenalan dengan Felicia yang sedang membawa Alquran. Saat transit dalam 5 jam itu, Eslimah antusias dan mencoba ikut membaca tulisan Arab itu.

Kala itu, ada temannya yang juga baru memeluk agama Kristen. Di sana, ia mulai bertanya-tanya tentang agama. Dari temannya itu, ia mengaku agama Kristen maupun Yahudi tidak bisa menjawab pertanyaannya tentang kehidupan.

Ia mulai berpikir tentang apa tujuan hidup, seperti apa kehidupan setelah kematian, kemudian muncul keyakinan bahwa seharusnya ada satu pencipta semua itu. Agama lain menyebutkan banyak Tuhan, dan Islam hanya punya satu Tuhan. Dia pun merasa butuh untuk mempelajari lebih dalam.

Eslimah mengalami kesulitan mempelajari Islam di Estonia. Pernah ia bertemu dengan kelompok umat muslim dari Rusia di Estonia, tapi mereka tidak bisa berkomunikasi karena perbedaan bahasa. Sampai akhirnya, ada Islamic Center dibangun di Estonia dan ia belajar di sana.

Tak mudah bagi Eslimah untuk memutuskan memeluk Islam meski sudah mempercayai Tuhan. Hingga suatu hari, sahabatnya Matthew meninggal dunia. Itu pertama kalinya ia melihat orang terdekatnya meninggal.

“Instingku mengatakan aku harus mendoakannya, tapi aku tidak tahu cara mendoakannya. Akhirnya aku ingat punya booklet dari Islamic Center untuk salat. Di sana aku salat untuk pertama kalinya dalam 25 menit,” terang Eslimah.

Eslimah meyakini kematian sahabatnya menyimpan pesan besar untuknya. Saat itulah ia kembali menemui gurunya di Islamic Center. Sang guru mengatakan jika dirinya sudah percaya tiada Tuhan selain Allah, maka ia sudah menjadi muslim.

Meski sulit mengenalkan agama kepada keluarganya, meski dirinya masih enggan mengaku muslim, dari sanalah Eslimah tidak pernah meninggalkan salat hingga sekarang. Kini, ia menjadi sosok muslimah yang dicintai banyak orang dan menjadi bagian dari 0,04% warga Estonia yang menganut agama Islam.

Related posts