Kisah 3 Srikandi Cantik Pelayan Tamu Allah, Antara Rindu dan Tugas Mulia

Berbagisemangat.com – Banyak perempuan tangguh yang tak kenal lelah mengejar prestasi dengan caranya masing-masing. Selalu ada hal-hal luar biasa yang mereka lakukan sampai akhirnya berada di titik sekarang ini.

Seperti yang dialami tiga perempuan cantik dan tangguh ini. Selama 76 hari, mereka berjibaku keras melayani tanpa pamrih, tak peduli siapa dia, latar belakang apa, dan dalam kondisi apa pun.

Mereka yang tergabung dalam Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Daerah Kerja (Daker) Madinah, adalah “Kartini-Kartini” muda dengan dedikasi luar biasa di bidang masing-masing.

Kecantikan alami yang dimilikinya pun tak pernah menyurutkan langkahnya untuk terus mengabdi dan menolong siapa pun. Tak peduli panas terik menyengat, hingga make-up mereka luntur oleh tetesan keringat di wajahnya.

Kepada Okezone, ketiganya menceritakan pengalaman berharga selama menjadi petugas haji yang merupakan panggilan jiwa.

1. Restu Fitri Adryan


Perempuan cantik ini kesehariannya adalah seorang polisi wanita berpangkat brigadir. Terpilih menjadi bagian dari PPIH adalah anugerah dalam hidupnya.

Bagi perempuan kelahiran Padang, 22 September 1989, ini adalah penugasan pertama kali dan menjadi pengalaman yang sangat berharga.

“Alhamdulillah, ini tugas mulia bisa melayani para tamu Allah. Insya Allah saya ikhlas dan tulus,” ujar Restu sambil tak henti-hentinya mengucap syukur.

Banyak pembelajaran dan faedah yang bisa dipetik. Bahkan, air mata tanpa terasa mengalir deras setiap dia habis menolong jamaah yang tersesat, atau kehilangan sandal di Masjid Nabawi.

Perempuan yang mendapat tugas di seksi khusus ini, tepatnya di pintu masuk 21 masjid, baginya tidaklah mudah menjalankan tugas ini. Apalagi dibutuhkan kecekatan dan ketelitian.

Di balik tangguhnya dia dalam bertugas, perempuan darah Minang ini harus rela meninggalkan anaknya Raissah yang masih berusia 4 tahun 10 bulan serta sang suami tercinta.

“Beruntung memiliki keluarga yang mendukung, apalagi ini adalah pertama kali menjalankan tugas mulia,” tuturnya sambil meneteskan air mata mengingat tangisan anak ketika ditinggal pergi.

Restu juga mengaku sebenarnya sudah terbiasa meninggalkan keluarga dalam waktu lama saat dia bertugas di SSDM Mabes Polri.

2. Dokter Nadya Ombara Al Awlaqie


Senada dengan Restu, bagi dr Nadya, ini merupakan pertama kali dipercaya menjadi bagian dari PPIH. Tentu ini merupakan kebahagiaan tersendiri bagi dokter bernama lengkap Nadya Ombara Al Awlaqie.

Rasa syukurnya bertambah ketika diberikan kepercayaan oleh pimpinan KKHI untuk menjadi kepala atau PJ Visitasi Rumah Sakit Arab Saudi di Madinah.

Perempuan berusia 31 tahun ini mengaku senang bisa melaksanakan tugas ini sebagai ibadah bukan sekaligus ibadah.

“Karena dalam tugas ini yang utama bukan kita (petugas haji) dapat melaksanakan haji, melainkan ibadah di sini diukur dengan kita dapat melayani tamu-tamu Allah,” kata Nadya.

Namun di balik suka, ada kerinduan yang mendalam karena harus meninggalkan keluarga dalam waktu lama.

“Mungkin hanya rindu atau kangen kepada keluarga yang tetap bisa dibendung dengan video call,” tutur perempuan kelahiran Yogyakarta ini.

Ia pun mengaku, bukan kali ini meninggalkan keluarga, karena selama menjadi dokter, apalagi setelah selesai menyesaikan gelar masternya di bidang manajemen rumah sakit, dia sudah terbiasa meninggalkan keluarga. Apalagi bila ada tugas ke daerah-daerah.

3. Dewi Gustikarini

Berbeda dengan Dewi, sebagai petugas haji perempuan cantik kelahiran Lampung ini, merupakan tahun ketujuh menjadi petugas haji.

Sebagai pelayan tamu Allah yang sedia kala mempersiapkan segala sesuatunya untuk memuaskan jamaah dalam penyajian makanan, ia mengaku sangat bangga. “Apalagi bila jamaah merasa puas dengan sajian (makanan) kita,” ujar Dewi.

Perempuan 39 tahun ini pun tidak pernah bosan dan lelah melayani, membimbing dan melindungi jamaah Indonesia selama di Tanah Suci.

Meski begitu, Dewi hanyalah manusia biasa. Sebagai seorang ibu dengan dua anak, kerinduan dan kesedihan begitu dirasakannya karena harus berpisah dalam waktu yang cukup lama.

“Hanya bisa saling mendoakan keluarga yang di Tanah Air, semoga diberikan kesehatan, keselamatan, dan dilindungi Allah Subhanahu wa ta’ala,” ucapnya lirih.

Related posts