Kisah Guru TK Ruman Aceh: Muridnya Dhuafa, Kami Antarkan Buku Ajar ke Rumah-rumah

Tahun ajaran 2020/2021 telah dimulai pada Senin, 13 Juli 2020, para siswa sekolah di Banda Aceh masih menggunakan model belajar dari rumah (BDR) seiring meningkatnya pandemi COVID-19 di Aceh secara umum.

Menghadapi kondisi itu, Sekolah Taman Kanak-kanak (TK) di bawah Lembaga Pendidikan dan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Rumah Baca Aneuk Nanggroe (Ruman) Aceh, mengambil kebijakan untuk mengantarkan bahan ajar atau lembar karya anak ke rumah-rumah murid.

Jangan bayangkan sekolah ini mempunyai murid yang kaya, yang bisa diajarkan dengan sistem online menggunakan internet dengan perantara handphone dan laptop, karena umumnya para murid berasal dari keluarga dhuafa atau fakir dan miskin.

Kisah TK Ruman Aceh: Muridnya Dhuafa, Guru Antarkan Buku Ajar ke Rumah-rumah (1)
Tempat tinggal salah seorang murid RK Ruman. 

Kepala Sekolah TK Ruman Aceh, Fitri Mukirah, mengatatakan setiap pagi para guru di sekolahnya mengantar bahan ajar dan memandu para murid. Mereka berangkat dari sekolah di Gampong Punge Blang Cut, Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh, ke rumah-rumah murid.

“Hingga hari ini, murid kita berjumlah 83 anak. Terdiri dari 18 murid kelas A, 17 murid kelas B1, 16 murid B2, 16 murid B3 dan 16 murid B4. Kita memprioritaskan keselamatan mereka semua, terlebih lagi pada masa pandemi ini,” ujar Kirah, Jumat (17/7/2020).

Para guru mengantarkan bahan ajar selama empat hari Senin sampai Kamis (13-16/7/2020) berturutan, dari pagi hingga siang ke rumah-rumah murid yang berada di seputaran Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.

“Bahan ajar itu berlaku selama dua minggu. Setelah itu, guru kita akan menjemputnya sembari memberikan yang baru. Begitu seterusnya, mengikuti arahan dari pemerintah. Nah, selama dua minggu itu, orang tua yang memandu anaknya belajar,” imbuh Kirah.

Kisah TK Ruman Aceh: Muridnya Dhuafa, Guru Antarkan Buku Ajar ke Rumah-rumah (2)
Menjelaskan bahan pelajaran kepada murid dan orangtuanya.

Ketua PKBM Ruman Aceh, Rizky Sopya, menuturkan bahwa sebagian besar dari 83 murid tersebut berasal dari keluarga dhuafa dan fakir miskin.

“Mereka terdiri dari 63 anak (sekolah) gratis, 11 anak berbayar sebagian dan 9 anak lainnya berbayar penuh. Praktis, kondisi tersebut tidak memungkinkan untuk menggunakan sistem daring yang mengharuskan tersedianya smartphone dan internet,” kata Rizky.

Tahun ajaran 2020/2021 ini, merupakan tahun ke 6 berjalannya Sekolah TK Ruman Aceh yang sejak awal diniatkan buat kalangan dhuafa. Meski demikian, pihaknya selalu memaksimalkan ikhtiar untuk menghadirkan yang terbaik.

“Alhamdulillah, walau masih baru, sekolah kita berhasil meraih akreditasi B. Terima kasih kepada para donatur tetap dan semua yang pernah bersaham dalam perjalanan khidmah sederhana ini. Semoga Allah meridhai dan memberkahi,” tutup Rizky.

Sumber Kumparan.com

Related posts