Kisah Hidup Agus yang Tak Punya Kaki, Kenal Istri dari Internet

Berbagisemangat.com – Agus Slamet (32) memang tak memiliki kaki. Meski begitu tak ada keluhan, melainkan cerita hidup penuh perjuangan yang selalu terlontar dari ayah dua anak ini.

Bekerja sebagai tukang parkir puluhan tahun, dia menafkahi istri dan bertekad untuk terus menyekolahkan kedua anaknya.

Dengan kondisi fisiknya, pekerjaan tukang parkir dilakoninya dengan bertaruh nyawa. Berjalan dengan kedua paha dan bertumpu pada dua tangannya, Agus ke sana ke mari, sesekali hingga ke tengah jalan untuk mengatur kendaraan pelanggannya.

“Tidak takut. Saya tidak takut sedikit pun. Ini risiko kerja saya yang harus saya ambil,” kata Agus dengan lugas saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (24/3/2018).

Dalam kesempatan ini, Agus juga bercerita tentang perjuangannya bertemu dengan perempuan yang kini menjadi istrinya, Nani Sulisyanti. Perempuan yang dipanggilnya Sulis ini asal Tuban, Kabupaten Jawa Timur, dan dulunya bekerja di Surabaya.

Agus tak ingat tahun berapa dia mulai merajut asmara dengan Sulis, nama panggilan istrinya. Seingatnya saat itu, dia mengenal Sulis dari fasilitas chat di internet.

“Dulu saya chat lewat warnet di Mlati Kidul. Setelah itu, saya tukar nomor telepon dengan Sulis. Usai dapat nomor, kami langsung hubungan lewat telepon,” katanya.

Basa-basinya mulai terbangun sejak Agus menganggap Sulis sebagai kakak. Lambat laun dari telepon ke telepon yang kian intens, Agus merasakan rasa nyaman. Rasa yang tak pernah dirasakan sebelumnya.

Sampai suatu saat Agus, mengungkapkan rasa cintanya kepada Sulis. Di ujung telepon, Agus mengatakan kalau dia cinta dengan Sulis. Gayung bersambut, Sulis bersedia menerima cintanya meski keduanya tak pernah bertemu.

Sulis tak pernah tahu jika pria yang jadi pacarnya memiliki kelainan sejak lahir. Yaitu tak memiliki dua kaki. Agus diam-diam dilanda kegalauan manakala Sulis nanti tahu kondisi sebenarnya. Dia akhirnya memilih sementara tak menghubungi kekasihnya itu.

Ketika Agus menghubungi Sulis, dia mengaku mengalami kecelakaan sehingga harus kehilangan dua kakinya. Namun Sulis justru ingin bertemu dengan Agus.

Hingga akhirnya Agus menemui Sulis di Surabaya. Keduanya akhirnya bertemu. Sulis ternyata menerima Agus apa adanya. Hingga keduanya melanjutkan hubungan mereka dan akhirnya menikah setahun kemudian.

Buah pernikahannya yakni Muhammad Tsaqif Fadurohman, kelas 1 SMP Al Maruf (semula ditulis SMA Al Maruf), dan Muhammad Fajar Hidayatullah kelas 4 MI Getas Pejaten (semula SD Getas Pejaten).

Sang istri ikut membantunya memenuhi keperluan hidup dengan menjadi pengrajin payet.

“Hasilnya dicukup-cukupkan, untuk bayar rumah kontrakan Rp 3 juta per tahun, biaya makan, dan biaya sekolah anak,” ungkap pria hobi memelihara burung ini.

Related posts