Kisah Pasangan Suami-Istri Urus Ponpes di Tengah Keterbatasan

Berbagisemangat.com – Keterbatasan tak menjadi penghalang Muhammad Khairin dan Ustadzah Qomariyah mengurus pesantren. Baru empat bulan berdiri, Pondok Pesantren Zilalul Qur’an yang Ia urus sudah memiliki belasan santri yang berasal dari berbagai penjuru di Sumatera.

Berdasarkan rasa tanggung jawab kepada umat Islam, ustadz Muhammad Khairin dan Ustadzah Qomariyah menyanggupi permintaan pihak perumahan Bambu Apung 2, Sungai Duren untuk mengurusi Pondok Pesantren yang didirikan di dalam komplek perumahan. Sejak Juli 2018, proses belajar mengajar sudah dimulai.

Jangan tanya soal santrinya karena sudah ada santri setia yang mengikuti keduanya dari tempat mereka mengajar lama. “Mereka katanya nyaman ikut dengan kami, jadi, putuskan lanjutkan untuk ikut pindah ke Ponpes kita ini,” ucap ustadz Khairin seperti dikutip Jambi Ekspres (Jawa Pos Group), Sabtu (8/12).

Untuk kelebihan sendiri, ustadz kelahiran Tungkal ini menyebut ponpesnya disertai dengan Tahfiz Quran. “Jadi, kami juga bimbing untuk hafal Alquran nantinya,” sampainya.

Untuk sistem belajar, Khairin menyebut menggunakan cara Halaqah.  Tak cuma itu, diapun menyebut tak melulu belajar agama. “Ada juga kitab kuning kita, dan pelajari ilmu lain,” sampainya.

Kegiatan setiap minggunya pun sudah diatur sedemikian rupa. Seperti dimulai dari pukul 03.00 WIB untuk tahajud hingga menghafal Alquran tiap malam pada pukul 21.00 WIB sebagai penjelajah tidur malam.

Untuk urusan keuangan sendiri Khairin menyebut berasal dari Infaq, Wakaf dan sumbangan wali santri.

“Ini sebagai tanggung jawab kita sebagai umat Islam, kita tenaga guru tidak dihonor,” ujarnya yang mengaku dibantu seorang guru tilawah selain dirinya dan istrinya sebagai guru.

Untuk donasi, dirinya juga tak menutup uluran tangan para masyarakat. “Kita berharap kalau sumbangan itu bentuknya kitab, ataupun ada yang menyumbang ikhlas kita terima,” sampainya.

Hingga kini, menurut Khairin, bangunan ponpesnya memang jauh dari kata rampung. Namun itu tak menyurutkan langkahnya. “kita berguyur saja,” sampainya.

Hal ini karena pihak perumahan sebelumnya menanggung masjid, bangunan tempat tinggal dibawah masjid saja. Sementara sekat kamar diberikan kepada pengurus Ponpes ini sendiri. “Kita sekarang ada 2 kamar untuk laki-laki, dan satu kamar dibawah untuk santriwati,” ujarnya.

Untuk santri sendiri tersebar, ada yang berasal dari Sungai Duren hingga Palembang. Mulai dari tingkat MI hingga MA.

Ijazahnya nanti, Khairin mengakui akan bekerja sama dengan Madrasah Alfalah Muara Bulian sebagai tempat Ujian Nasional para santrinya kelak. “Kita berinduk di sana dan Insa Allah akan kita bekali agar lulus dan dapat ijazah nantinya,” sampainya lagi.

Pria yang pernah mondok di Pontianak ini juga mengatakan untuk perekrutan sendiri dia bersama sang istri menempuh cara tradisional. Yakni membagikan brosur kepada para pengendara maupun di sekolah. Tahun ajaran baru ini juga kita akan kembali buka,” sampainya

Related posts