Kisah Supriadi dan Sepatu Rp 30 Ribu Hingga Jadi Pemain Timnas AFF U-16

Berbagisemangat.com – Pemain Timnas di Piala AFF U-16, Mochamad Supriadi, membeli sepatu latihan sepakbola dengan menyisihkan uang sakunya. Sepatu miliknya seharga Rp 30 ribu.

Supriadi tak hanya harus menabung setiap kali mengikuti turnamen lokal bersama Rungkut FC. Salah satu emain Timnas Indonesia yang kini sedang tampil di Piala AFF U-16 itu juga harus pandai-pandai mengumpulkan uang agar bisa memiliki sepatu.

“Dulu Supri itu pengen punya sepatu sendiri, saya bilang saya belum bisa beliin, uang darimana. Saya cuma jualan es, bapaknya tukang bangunan yang kerjanya tak tentu,” ujar Kalsum, ibunda Supri di Kalsum (58) saat ditemui detikSport di kediamannya, Kedung Asem, Rungkut Surabaya.

Menyadari kondisi keluarganya, Supri menyisihkan uang sakunya, Dia menabung Rp 2 ribu per hari. Celengan itu disimpan di tas sekolah.

Setelah 15 hari, Supri membuka tabungannya. Tidak banyak yang yang didapatkannya, cuma Rp 30 ribu. Tapi, kebutuhan sepatu mendesak. Supri pun membelanjakan sepatu termurah. Sepatu itu bisa dipakai, namun tak awet.

“Jadi Supri menabung Rp 2000 setiap harinya, itu uang saku yang saya kasih ditabungin ditaruh tas. Buat beli sepatu yang harganya Rp 30.000, tapi sepatunya ndak pernah awet karena baru dipakai sebentar langsung jebol,” ujar Kalsum.

Dia pun beberapa kali membesarkan hati anaknya, karena teman-teman Supri memiliki sepatu yang bagus-bagus. Harganya pun bahkan 10 kali lipat dari sepatu yang biasa dibeli Supri. Kalsum mengatakan sepatu bukanlah hal yang penting, melainkan kemampuan bermain di lapangan, dan dapat mencetak gol yang lebih utama.

“Dia bilang sama saya ‘Mak, sepatunya temanku loh bagus, merk Specs harganya Rp 300.000’ saya tangisi dia, sudah nak ndak apa, wong mampunya beli yang murah. Sepatu mahal itu ndak penting, yang penting mainnya bagus, bisa mencetak gol terus,” imbuh Kalsum.

Kebiasaan Supri pun dibawa hingga kini. Kalsum mengaku Supri kini memiliki banyak sepatu yang bagus-bagus. Tetapi dia mengaku padanya jika sayang untuk mengenakan sepatu bagus untuk latihan dan turnamen. Alhasil, dia sering memakai sepatu yang biasa saja yang sudah jelek.

“Sampai sekarang dia punya sepatu bagus-bagus, dapat dari sponsor dan dikasih orang. Tapi yang dipakai yang jelek-jelek, katanya sayang,” ujar Kalsum.

 

Related posts