Berbagisemangat.com – Melihat banyaknya bunga tapak dara di halaman sekolah mereka, tiga siswi SMAN 3 Ponorogo berinisiatif membuat salep dari ekstrak bunga tersebut. Salepnya bukan sembarang salep, melainkan salep penyembuh luka seperti terkena benda tajam atau terjatuh.
Awalnya Della Rahmadani, Rosida Eka Dikamurti, dan Francika Kirana Bella mengaku menemukan khasiat tersembunyi dari bunga tapak dara.
“Pada daun tapak dara terdapat alkaloid vinka yang berfungsi sebagai antibakteri, antikanker, dan antiinflamasi,” tutur ketua kelompok, Rosida saat berbincang dengan detikcom, Jumat (26/7/2018).
Rosida menuturkan, setelah dikumpulkan, 500 gram bunga tapak dara dicuci sampai bersih kemudian diblender. Dalam prosesnya, bunga-bunga yang dihancurkan sampai halus itu juga dicampur dengan etanol.
Setelah teksturnya berubah menjadi lembut, diambil ekstraknya agar dapat dicampur dengan vaselin atau bahan dasar salep. Vaselin ini sudah dipanaskan dan didinginkan selama satu jam pada wadah cetak.
“Proses pembuatan salep ini bisa selesai dalam satu hari, dan salepnya bisa bertahan selama 3 bulan,” ungkapnya.
Selain dibuat salep, daun tapak dara ini juga dibuat krim untuk penyembuh luka. Prosesnya juga hampir sama dengan membuat salep. Ekstrak daun tapak dara ditambahkan dengan Asam Stearat, BHT, gliserin dan NaOH yang kemudian dipanaskan dan diaduk rata sampai mengental dan menguap.
Guru pembimbing Siti Nurwaqidah menuturkan salep dan krim ini juga pernah dilombakan dan mendapat juara 1 lomba karya ilmiah tingkat SMA se-Jawa Bali.
“Mereka mengusulkan ingin membuat salep penyembuh luka dari bahan bunga tapak dara, saya sih mendukung saja. Apalagi semua ide dan proses pembuatan mereka sendiri yang buat,” terangnya.
Beruntung, saat mengikuti lomba karya tulis ilmiah ketiganya mampu memboyong juara pertama. “Awalnya dulu siswa saya minta mengirim proposal karya tulis ilmiahnya dulu, kemudian masuk 10 besar dan alhamdulillah mendapat juara pertama,” pungkasnya bangga.