Mengintip Keunikan Masjid Agung Lasha Tibet, Masjid ‘Tertinggi’ di Dunia

Berbagisemangat.com – sekian banyak aktivitas wisata, ternyata ada satu kegiatan yang mulai diburu para wisatawan Indonesia yakni, wisata rohani. Dalam beberapa tahun terakhir, tren wisata ini mendadak digandrungi berbagai kalangan hingga membuat sejumlah negara mengembangkan destinasi wisata berkonsep halal tourism.

Nah, berbicara soal destinasi wisata rohani, selain Turkey dan negara-negara di Timur Tengah, di kawasan Asia ternyata ada sejumlah tempat yang wajib dikunjungi oleh para muslim travelers. Salah satunya adalah Tibet.

Kota yang berada di pegunungan Himalaya ini menyimpan segudang daya tarik wisata bagi wisatawan muslim, seperti Masjid Agung Lhasa yang juga disebut sebagai “Masjid di Atap Dunia”.

Julukan tersebut diberikan mengingat lokasi geografi Tibet berada di ketinggian rata-rata 4.900 meter dari permukaan laut, jauh lebih tinggi dari Gunung Semeru (3.676 mdpl), atau Gunung Jayawijaya (4.884 mdpl) puncak tertinggi di Papua.

Lalu, apa keistimewaan Masjid Agung Lhasa?

masjid agung lhasa
(Foto: Aboutislam)

Secara umum, Masjid Lhasa merupakan bukti dari eksistensi Islam di Tibet. Mengingat lokasinya terletak di tempat tertinggi di muka bumi, tak heran jika Masjid Lhasa dinobatkan sebagai masjid tertinggi di dunia.

Desain masjid ini pun terbilang unik, memadukan unsur kesederhanaan dengan aristektural khas Islam dan Tibet, lalu diberi sentuhan tradisional Hui.

Masjid Agung Lhasa juga dikenal dengan nama Masjid Hebalin, karena lokasinya yang berada di kawasan Hebalin, pusat kota Lasha. Masjid yang menjadi pusat komunitas muslim Hui di Tibet.

masjid agung lhasa
(Foto: Flickr)

Masjid ini dibangun tahun 1716 M di masa pemerintahan Kaisar Kangxi dari dinasti Qing. Kali pertama dibangun luasnya 200 meter persegi. Kemudian diperluas pada tahun 1793.

Di tahun 1959, Masjid Lhasa sempat mengalami kehancuran, namun dibangun lagi di tahun yang sama. Bangunan yang kini dilihat wisatawan di pusat kota Lasha adalah bangunan setelah masjid dibangun kembali. Warna hijau dan merah terlihat mendominasi interior luar dan dalamnya.

Keseluruhan bangunan Masjid Agung Lhasa menempati area seluas 2.600 meter persegi, termasuk bangunannya seluas 1.300 meter persegi. Bangunan utamanya terdiri dari ruang shalat utama, dan bangunan penunjang termasuk bangunan bunker, menara air, kamar mandi, tempat wudhu dan lainnya. Ruang shalat masjid itu sendiri luasnya 285 meter persegi.

Related posts