Nabung dari Hasil Buruh Tani, Nenek 78 Tahun Akhirnya Naik Haji

Berbagisemangat.com – Rumah khas Joglo itu begitu sederhana. Di dalamnya hanya tinggal Supinah (78) yang kabarnya akan berangkat naik haji tahun ini. Senyumnya pun terus terkembang.

“Iya, ini mau berangkat haji tahun ini,” tutur Supinah saat ditemui detikcom di rumahnya, Rabu (25/7/2018).

Hal ini diperkuat dengan sebuah koper besar lengkap dengan stiker Calon Jemaah Haji yang berada di sudut ruangan berukuran 5×6 meter persegi yang tak ubahnya ruang tamu itu.

Warga Desa Ngrupit, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo ini mengaku senang sekali karena bisa berangkat haji tahun ini. Berhaji adalah impiannya sejak remaja.

Sejak remaja pula Supinah sudah rajin menyisihkan hasil jerih payahnya sebagai buruh tani untuk biaya haji.

“Dari dulu saya nabung, sedikit-sedikit hasil dari buruh tani,” terangnya.

Bukan hal mudah bagi Supinah untuk bisa berangkat haji. Diperkirakan butuh waktu selama 28 tahun bagi Supinah untuk akhirnya bisa melunasi biaya hajinya.

Jangankan untuk menabung, untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, Supinah rela bekerja serabutan. Apalagi sejak sepeninggal sang suami.

Selain menjadi buruh tani, Supinah juga berkenan jika diminta menjadi juru masak hajatan atau membersihkan ladang milik orang lain.

“Kerjaan apa saja saya ambil yang penting dapat uang halal, masak nasi di hajatan pun bisa saya, buruh tani nanam kacang atau padi saya juga bisa,” tuturnya.

Dalam sehari ia mengaku mampu mengumpulkan uang Rp 70 ribu. “Lalu saya ambil buat belanja untuk makan, sisanya saya tabung buat naik haji,” ungkapnya. Yang disisihkan untuk tabungan haji sebanyak Rp 10-30 ribu.

Setelah akhirnya lunas, Supinah baru mendaftar haji pada tahun 2010 silam. Seharusnya Supinah resmi berangkat tahun depan. Namun karena usianya, Kemenag setempat mengabulkan permintaan Supinah untuk berangkat haji lebih awal.

Nenek yang sudah mulai berkurang pendengarannya ini mengatakan karena tak punya anak, praktis yang mengurus segala keperluan hajinya adalah dua keponakannya.

“Proses haji saya, memang yang menyiapkan dua keponakan saya. Karena saya tidak punya anak. Saat proses daftar dulu pun yang mendaftarkan tetangga saya, ibu guru,” tandasnya.

Tetangga pun bangga melihat Supinah berhasil mewujudkan mimpinya naik haji dengan segala kesederhanaan yang dimilikinya.

“Mbah Supinah ini memang terkenal rajin dari muda. Suka nabung ke saya titip buat naik haji katanya,” kata sang tetangga, Siti Munawaroh.

Siti juga mengakui meski tak punya apa-apa, Supinah pantang meminta-minta, bahkan tak keberatan bila disuruh bekerja oleh tetangganya.

“Uang hasilnya kerja itu buat masak sama kebutuhan sehari-hari kalau sisa dikasih ke saya, kadang Rp 10-30 ribu. Lalu saya tabungkan ke bank,” ujarnya.

Supinah tercatat masuk dalam kloter 37 embarkasi Surabaya dan dijadwalkan berangkat ke tanah suci pada tanggal 28 Juli mendatang.

“Saya sudah lama sekali mengharapkan ini, bisa naik haji. Semoga bisa berangkat dan pulang dengan selamat,” pungkasnya.

 

Related posts