Napiter Insyaf: Meracik Bumbu Soto Lebih Susah Daripada Meracik Bom

Berbagisemangat.com – Warung Soto Bang Jack terlihat ramai seperti biasanya. Rasanya yang sedap dan harganya yang murah meriah membuat warung ini jadi tempat sarapan masyarakat sekitar.

Berbeda dari hari biasanya, mulai Jumat (3/8/2018) ini, seluruh makanan dan minuman digratiskan untuk konsumen. Pelanggan pun banyak yang baru mengetahuinya setelah selesai makan. Tak sedikit yang merasa tak enak hati karena terlanjur menghabiskan beberapa tempe dan bakwan.

“Mulai Jumat ini gratis. Semoga setiap pekan bisa gratis, atau minimal sebulan sekali gratis,” kata pemilik warung, Joko Tri Harmanto, atau yang disapa Bang Jack di sela-sela melayani pembeli.

Sekilas warung soto di Jalan Sanggrahan, Manang, Kecamatan Baki, Sukoharjo itu tampak biasa. Program makan gratis tiap Jumat pun banyak ditemui di berbagai daerah.

Yang berbeda ialah pemiliknya, yakni Joko alias Jack alias Harun atau kemudian di aantara kawan-kawannya dipanggil Jack Harun. Ia adalah mantan narapidana kasus terorisme (napiter) Bom Bali I yang ditangkap dan diadili pada tahun 2004.

Jack Harun adalah bekas pengawal gembong teroris Dr Azahari, ketika malang melintang di Indonesia. Latar belakang pendidikan yang pernah kuliah di jurusan teknik mesin membuat Azahari sangat percaya kepada Jack. Bahkan Jack juga ikut dipercaya meracik bom buatan Azahari.

Setelah menjalani 4,5 tahun penjara dari masa hukuman normal 6 tahun, Jack tak ingin lagi aktif dalam aksi-aksi terorisme. Dia memilih berjualan makanan.

Awalnya, Jack bekerja di warung orang lain hingga akhirnya mampu membuka angkringan sendiri. Baru setahun ini, Jack membuka warung soto bening dan mampu memperkerjakan dua orang karyawan.

Jack mengaku semula mengalami kesulitan meracik bumbu agar mendapatkan rasa yang konsisten. Hingga saat ini pun dia masih meminta masukan pembeli mengenai rasa soto racikannya untuk semakin menyempurnakan rasa masakannya.

“Ternyata meracik bumbu lebih susah dari meracik itu (bom),” katanya bercanda.

Warung soto Joko Tri Harmanto.
Warung soto Joko Tri Harmanto. Foto: Bayu Ardi Isnanto/detikcom

Tak mudah menjalani hidup sebagai eks napiter. Dia harus berjuang menghidupi keluarga tanpa bekal yang cukup. Belum lagi dia harus beradaptasi dengan masyarakat.

“Tapi sekarang sudah bisa berbaur, ikut kerja bakti. Anak-anak saya juga saya suruh ikut lomba 17-an,” kata pria yang memiliki enam anak itu.

Dalam perjalanannya, dia mengaku pernah ditawari untuk kembali ikut aksi terorisme. Namun dia memilih mengurus keluarga sambil berdakwah.

“Saya bilang mau fokus mengurus ekonomi keluarga. Dakwah masih tetap ikut, tapi saya mencoba netral,” kata dia.

Untuk selanjutnya, Jack berencana membangun yayasan di bidang sosial dan ekonomi. Yayasan ini khususnya akan menampung mantan napiter yang baru keluar dari penjara.

“Kegiatannya seperti memberi pelatihan kewirausahaan. Kita juga beri santunan untuk masyarakat yang membutuhkan,” pungkasnya.

Related posts