Pengrajin Bambu Hitam Di Karanganyar Ini Sisihkan Setiap Penjualan Produk Untuk Anak Yatim

Berbagisemangat.com – Berawal dari membuatkan mainan untuk anaknya berupa miniatur lokomotif berbahan bambu hitam, Anton Eko Wahyudi (33) kini menekuni usaha kerajinan yang telah dirintisnya sekitar lima bulan yang lalu.

Warga Dusun Winong RT 3/2 Desa Pendem Kecamatan Mojogedang itu mengaku, miniatur lokomotif tersebut merupakan hasil karyanya yang pertama dari belajar secara otodidak.

“Awalnya bikin kereta untuk anak, Axelle Adelino Wahyudi (6).

Lihat gambar kereta juga miniatur kereta melalui HP. Modelnya bagaimana, kerangkanya bagaimana,” katanya saat ditemui dikediamannya, Kamis (8/8/2019).

Untuk dapat membuat miniatur lokomotif tersebut, Anton membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Setelah selesai, ia mengunggah hasil foto miniatur lokomotif tersebut di Media Sosial (Medsos). Tak disangka, hasil karyanya tersebut mendapatkan respon positif dari para netizen.

“Alhamdulillah.

Ada yang menawar (miniatur lokomotif) tapi tidak saya lepas. Beberapa menyarankan untuk membuat kerajinan dengan bentuk lainnya,” terangnya. Ia mendapatkan bahan baku berupa bambu hitam tersebut dari kebun miliknya yang ada di samping rumah.

Menurutnya semua jenis pohon bambu dapat dijadikan kerajinan, akan tetapi ia menggunakan bahan yang berada di sekitaran rumahnya. Berawal dari karya pertamanya miniatur lokomotif, hingga kini Anton dapat membuat beberapa kerajinan seperti lampu hias, miniatur kapal, wadah minuman, dan lampu belajar.

Hingga saat ini, lampu hias yang dapat diukir sesuai permintaan konsumen menjadi produk yang banyak diminati. Lampu hias berbentuk tabung tersebut ada yang diukir motif dan tulisan, tinggi tabung sekitar 30 cm dan berdiameter 8 meter.

Harganya berkisar Rp 80 ribu hingga Rp 100 ribu. Adapun satu miniatur lokomotif ia jual seharga Rp 500 ribu. Produk yang banyak diminati selain lampu hias, yakni wadah rokok, asbak, dan wadah korek gas.

Harga kerajianan miliknya berkisar Rp 10 ribu hingga Rp 500 ribu. Selain memasarkan produknya melaui Medsos, ia juga mengikuti beberapa bazar di sekitaran Karanganyar. Sementara ini pemesan berasal dari Karanganyar, Solo dan Ngawi.

Kepada Tribunjateng.com, laki-laki 33 tahun itu mengaku, hasil penjualan produknya selain untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, Anton menyisihkan sebagian penjualan untuk yayasan anak yatim dan piatu.

“Setiap laku satu, saya menyisihkanya dan disumbangkan ke yayasan anak yatim dan piatu.

Itu janji saya, kalau usaha sudah berjalan. Setiap satu produk laku, saya sisihkan Rp 5.000,” ungkapnya.

Related posts