Suka-Duka Pengajian Superhero: Dianggap Bidah Hingga Jadi Inspirasi

Berbagisemangat.com – Pengajian berbalut aksi cosplay yang digagas Komunitas Superhero Beramal Surabaya ‘meledak’ di media sosial. Alhasil, banyak komunitas cosplayer yang saat ini mencoba menerapkan konsep yang sama saat menggelar pengajian maupun aksi amal.

Namun, siapa sangka, meski tujuannya positif, kegiatan tersebut justru kerap mendapat cibiran serta ungkapan negatif lainnya. Pendiri Komunitas Superhero Beramal, Fajar Riyadi Kadi, bahkan mengaku pernah dituduh bidah atau tidak sesuai dengan ajaran Al-Quran karena menggunakan kostum.

“Ada yang bilang kalau itu tidak ada contohnya dari Rasulullah. Ada juga ke masjid pakai kostum itu tidak sopan. Bahkan ada yang nyinyir takut ada yang pakai cosplay seksi dalam masjid,” ujar Fajar kepada kumparan, Minggu (25/11).

Pengajian Superhero Beramal

Padahal, menurut Fajar, tujuan komunitasnya menggunakan kostum tokoh-tokoh pahlawan fiksi adalah untuk menarik minat anak-anak muda dalam mempelajari ilmu agama. Namun terkadang, banyak yang menuduh komunitasnya hanya mengajak anak-anak bermain saja.

“Anak-anak kan suka tokoh superhero, ada juga yang suka film seperti Avenger. Tentu dengan pendekatan tersebut, anak-anak lebih mudah tertarik. Kami berusaha merangkul anak-anak,” imbuhnya.

Meski mendapat banyak respons negatif, namun Fajar dan teman-temannya lebih memilih untuk berlapang dada dan menerima apapun saran yang masuk. Ia juga memastikan, meski mengusung konsep cosplay, namun tetap ada batasan-batasan yang mereka miliki.

“Kita tidak menampilkan cosplayer seksi, tapi superhero terkenal mulai (tokoh di) Marvel, DC, Kamen Rider dan Naruto,” tegas Fajar.

Image

Apalagi, untuk menggelar pengajian satu kali dalam sebulan, ada banyak pertimbangan yang dibahas oleh pihak panitia. Tak hanya soal tema kostum, tetapi juga materi, desain poster, hingga menyesuaikan jadwalnya dengan penceramah mereka.

Fajar menjelaskan, untuk masalah tema, pihaknya selalu memilih tema yang sesuai dengan tren terbaru yang digemari masyarakat muda, misalnya tema Fantastic Friends and Where to Find It yang terinspirasi dari film terbaru JK Rowling.

Tema tersebut kemudian mereka olah agar menjadi lebih berbobot.

“Lebih baik sebulan sekali tapi materinya berbobot dan dipersiapkan dengan matang. Kita harus paham anak muda itu sukanya seperti apa,” jelasnya.

Meski baru dua kali digelar, namun pengajian dengan metode tersebut sukses menggerakkan cosplayer-cosplayer lain di luar Surabaya untuk mengadakan aksi serupa. Pengajian Superhero pun mulai digelar di berbagai kota seperti Tangerang Selatan, Jakarta, Makassar, Lombok, hingga Timika.

Pengajian Superhero Beramal

“Sebenarnya (kami) tidak bikin cabang, tapi mereka terinspirasi kegiatan serupa dan berafiliasi ke kita,” ujar Fajar.

Sebelum menggelar pengajian mereka sendiri, para cosplayer di luar Surabaya belajar terlebih dahulu dari Fajar melalui interaksi media sosial. Fajar berharap, kegiatan-kegiatan amal tersebut bisa membuat hobi mahal ini lebih berwarna dan bermanfaat dari sekadar ajang pamer.

“Kebanyakan Cosplayer baru menyadari, ternyata ada kegiatan bermanfaat yang bisa dimanfaatkan pegiat cosplay. termasuk ngaji yang bisa dilakukan tidak monoton atau konvensional,” pungkasnya.

Related posts