Super! Mantan TKI Asal Kalipare Raup Omzet Rp 400 Juta Per Bulan Dari Jual Kripik Singkong

Berbagisemangat.com – Perjuangan gigih Sukiyanto (56) warga Desa Arjowilangun, Kecamatan Kalipare, Kabupaten Malang, patut diapresiasi. Sempat mengadu nasib menjadi pekerja migran Indonesia (PMI) di Brunei Darussalam, Sukiyanto memaknai sebagai sebuah pembelajaran.

Selama bekerja di negeri orang ia pun belajar bagaimana bekerja secara cepat dan menguntungkan. Sesampainya di tanah air. Ia pun mencoba menerapkan ilmu yang ia peroleh kala itu. Menurutnya, pelajaran berharga yang terpenting adalah cara bekerja dengan cepat.

“Setelah di Brunei selama 1,5 bulan pada tahun 2004 saya pulang ke Indonesia Ternyata istri saya mimpi menanam kedelai tumbuh singkong. Akhirnya kami memutuskan untuk membuat usaha kripik singkong,” ungkapnya ketika ditemui pabrik kripik singkong miliknya, Selasa (18/12/2018).

Sukiyanto menamakan usaha kripik singkongnya dengan nama Kenanga. Namun awalnya Sukiyanto berjualan kripik tempe.

“Saya tinggal di Jakarta sejak tahun 1980 hingga 2004, selama di Jakarta saya jualan kripik tempe. Namanya kenanga karena saya tinggal di jalan Kenanga,” ungkapnya

Jatuh bangun, pahit getir kehidupan ia rasakan kala itu. Hingga akhirnya tahun 2007 hijrah ke Arjowilangun, Kalipare, Kabupaten Malang. Awal memulai bisnis kripik, Sukiyanto mengaku hanya bermodal uang Rp 200 ribu untuk membuat bisnis ini.

Merugi puluhan juta sekali kirim pernah dirasakannya. Ia pun akhirnya mendapat secercah harapan dengan kredit usaha rakyat (KUR) dengan bunga tujuh persen. Kini Sukiyanto mengembangkan usaha kripik singkong. Dan sudah mempekerjakan sekitar 30 orang mantan PMI.

Sukiyanto saat ini bisa bernafas lega dari hasil kerja kerasnya. Ia pun bisa meraup omzet Rp 400 juta per bulan.

“Tiga hari sekali saya mengirimkan kripik singkong setengah jadi ke Jakarta. Rata-rata pengiriman 1,5 ton hingga 2 ton, Kemudian, begitu sampai di Jakarta, kripik itu diproses lagi oleh anak pertama saya,” jelasnya.

Sukiyanto menambahkan, setelah diproses kemudian didistribusikan ke pasar-pasar, mall dan kantin-kantin di Jakarta. Apabaila dagangannya laku, Sukiyanto bisa membawa pulang uang bruto Rp 40 juta.

Kalkulasinya, selama tiga hari dia bisa mendapatkan uang Rp 40 juta. Akhirnya dalam waktu satu bulan bisa menghasilkan pendapatan bruto Rp 400 juta.

“Produksi singkong basah 1 ton, lalu diproses jadi antara 3,5 kwintal hingga 5 kwintal. Terus dikasih bumbu. Kirim ke Jakarta, di sana dibumbui lagi,” ulasnya.

Related posts