Tak Ikut PSM Ke Magelang, Daeng Uki Berlinang Air Mata Ungkap Kisah Hijrah Di Al Markaz

Berbagisemangat.com – Panglima Laskar Ayam Jantan (LAJ) Makassar, Uki Nugraha alias Daeng Uki memutuskan hijrah. Saat PSM berjibaku Persipura pada lanjutan Piala Presiden di Magelang, dia justru memilih ke Masjid Al Markaz Al Islami.

Selama ini, Daeng Uki nyaris tidak pernah melewatkan pertandingan PSM di luar kandang. Semangatnya untuk memberikan dukungan langsung tak pernah surut, semaksimal mungkin. Namun, sore ini, Minggu (10/3/2019) dia absen.

“Saya tinggalkan pertandingan hari ini demi acara ini, demi silaturahmi ini, demi kita berbagi. Saya ingin kehadiran saya di sini menjadi motivasi buat saudara-saudaraku yang lain,” tutur Daeng Uki dalam acara Makassar Berhijrah di Masjid Al Markaz Al Islami.

Acara ini digelar Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar bekerja sama Project-Dakwah, Mubarak, Porsani, dan lainnya. Acara ini didukung Bank Muamalat dan sejumlah sponsor lainnya.

Di hadapan Ustaz Fakhrurrazi Anshar dan Pimpinan Wilayah Bank Muamalat Sulampua, Ahmad Safril Ilham, Daeng Uki mengisahkan awal dia hijrah. Dia mengaku prosesnya tidak mudah. Apalagi, dia mengaku sudah nakal sejak kelas lima SD.

Sejak kelas lima SD dia sudah mulai merokok. Lalu, ketika naik kelas enam SD, dia sudah akrab dengan minuman keras, mabuk-mabukan. Makanya, ketika ada anggotanya yang berlagak preman, Daeng Uki selalu menasihatinya.

“Sudahmi begitu dik. Saya ini dua mami yang belum pernah saya rasakan di dunia, mati mami sama kaya. Kalau penderitaan, subhanallah, cukupmi. Jadi jangan miki mau rewa-rewa,” ujar Daeng Uki yang datang mengenakan kopiah dan jubah berwarna merah marun.

Dia mengaku keputusannya untuk hijrah sudah dipertimbangkan matang-matang. Dia sadar bahwa perjuangan butuh pengorbanan. Dia siap dengan konsekuensinya, misalnya jika ditinggalkan oleh anggotanya di Laskan Ayam Jantan.

Setelah hijrah, Daeng Uki tetap akan menjadi suporter PSM. Dia akan tetap hadir di lapangan. Namun, penampilannya tidak lagi seperti dulu. Tidak ada lagi rambut kuncir pirangnya. Dia tidak akan memakai baju you can see lagi. Tidak akan buka baju di stadion sambil pamer tato.

Dia mengingat kelakuannya selama ini yang banyak menyakiti wasit dan pemain lawan PSM. Dia memimpin suporter meneriaki wasit dengan kata-kata kotor. Menyebut nama-nama binatang yang disiarkan langsung televisi ke seluruh Indonesia.

“Sudah pasti keluarga wasit itu, keluarga pemain itu, yang kita teriaki an**ng atau apa, semua menonton, astagfirullah. Dosa apa yang saya perbuat. Ribuan manusia harus ikut dengan kata-kata yang tak pantas dari saya,” tutur Daeng Uki.

Tiba-tiba dia diam. Tak kuasa melanjutkan kata-katanya. Bibirnya bergetar.

Sambil mengelap air mata yang menetes, dengan nada bergetar dia melanjutkan, “Saya siap, besok lusa, ada pasukan dari Laskar Ayam Jantan yang meninggalkan panglimanya hanya karena merubah penampilan, saya sudah siap Pak Ustaz.”

“Prinsip saya, saya hijrah tidak akan membuat saya hina dan saya hijrah tidak akan mungkin ditinggalkan oleh orang-orang, saudara-saudara yang mencintai saya. Kalau saya hijrah, lalu mereka tinggalkan, apakah mereka pantas dianggap sebagai saudara?” katanya.

Related posts