Tekun Menjalani Hidup, Pemulung Sepuh Asal Probolinggo Naik Haji

Berbagisemangat.com – Pemulung naik haji. Itu bukan judul sinetron. Seorang pemulung bernama Miskat terdaftar sebagai calon jamaah haji kelompok terbang 28 asal kabupaten Probolinggo.

Namanya pemulung, tentu setiap hari urusan Miskat dengan sampah dan barang bekas. Misalnya, kardus, botol serta barang barang bekas lain.

Berbekal ronjot dan sepeda tuanya, Miskat berkeliling ke lima desa di Probolinggo. Biasanya, dia berkeliling mencari barang bekas dari pagi hingga sore.

“Biasanya, saya dapatkan tiap harinya paling banyak Rp 30 ribu. Saya buat untuk makan di warung sekali makan lima ribu, sehari dua kali,” kata Miskat di Asrama Haji Sukolilo, Rabu (25/7).

Miskat tidak bercerita bagaimana dirinya mendadak berniat berangkat haji. Yang jelas, saat itu dia mendatangi kelompok bimbingan ibadah haji (KBIH) setempat.

Lalu, Miskat mendaftarkan diri dengan berbekal uang tabungan sebesar Rp 3 juta. Namun, halang rintang belum selesai. Miskat wajib melunasi utang sebesar Rp 25 juta.

Sebab, dia mendaftar haji dana talangan dengan jaminan pemilik KBIH. Nasib baik kembali menghampiri Miskat. Dengan ketekunan menjalani profesi sehari-harinya, Miskat mampu melunasinya selama 3 tahun.

“Ya, setelah itu saya kerja lagi. Sambil menunggu antrian berangkat haji,” kata Miskat lirih.

Sayang, keberangkatannya harus ditunda. Alasannya, karena kondisi fisik Miskat mulai menurun. Maklum, usianya sudah 70 tahun.

JawaPos.com langsung menghentikan wawancara saat Miskat mulai menunjukkan gejala sesak nafas. Tim dokter pun langsung melarikan Miskat ke RSU Haji Surabaya.

(Berbagisemangat.com – Jawapos)

Related posts