Berbagisemangat.com – Gadis kecil berusia 10 tahun, Amelia yang juga merupakan tulang punggung keluarga bercita-cita ingin menjadi seorang polwan. Cita-citanya itu merupakan niat tulus dari hati yang ia lontarkan demi dapat melindungi keluarganya.
“Ingin jadi Polwan, biar bisa jaga ibu, jaga adik sama jaga diri sendiri,” kata Amel kepada detikcom dirumahnya di kawasan Jalan Slamet Riyadi, RT 18, Kelurahan Legok, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi, Rabu (2/5/2018).
Amel adalah anak pertama dari ibu Lisma Andriyani. Ia juga merupakan tulang punggung keluarga bagi ibu dan satu orang adiknya yang berusia 5 tahun. Sejak berusia 6 tahun, ia telah ditinggal sang ayah entah ke mana ketika perceraian orang tuanya terjadi.
![]() |
Apalagi, sejak dua tahun belakangan ini, ibu tercintanya juga mengalami penyakit maag akut serta perapuhan tulang yang membuat tubuh ibunya semakin mengurus, serta hanya bisa terbaring di kasur kamarnya.
Amelia kini duduk dibangku sekolah kelas dua SD, di usia yang masih sangat belia itu ia telah menjadi pengganti sosok ayah bagi adiknya. Tidak hanya itu, ia juga menjadi tulang punggung keluarganya dengan berjualan jagung rebus seusai pulang sekolah.
Aktifitas sehari-hari Amel selau diisinya dengan bersekolah, serta berjualan demi memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Terkadang sehabis pulang sekolah, ia juga harus memasak, merawat sang adik hingga harus membersihkan tubuh ibunya yang terkadang sulit untuk bergerak akibat sakit.
“Tulang ibu itu rapuh, kalau banyak bergerak seluruh badan ibu bisa sakit. Kadang Ibu juga tidak bisa gerak seperti orang lumpuh kalau sudah kumat sakitnya,” ujar Amel.
Baginya kesembuhan ibu adalah segalanya, walau ia rela harus berjualan jagung rebus berkeling sehabis pulang sekolah, tidak membuat ia merasa malu ketika melihat anak-anak seusianya sedang asik bermain menikmati masa kecilnya.
“Kenapa harus malu, yang penting ibu bisa sehat, berjualan kan juga uangnya nanti ditabung untuk biaya perobatan ibu, lalu biaya perlengkapan baju sekolah tas, buku, dan beli baju baru juga buat si adek” katanya.
![]() |
Sementara itu, Lisma sang ibu mengaku sedih melihat keadaan anaknya yang berjuang penuh menggantikan peran orang tua selama ia jatuh sakit.
“Sedih kalau lihat dia (Amel) jualan gitu, tak tega sepertinya. Pernah sekali saya coba larang jualan, tapi ia (Amel) tidak mau. Saya tak tega melihatnya,” ungkap Lisma dengan mata berkaca-kaca ketika melihat kondisi tubuh munggil anak perempuannya.
Lisma juga berkata, bahwa ia ingin terus bersekolah agar dapat menggapai cita-citanya menjadi seorang polwan demi melindungi ibu dan adik perempuannya.
“Kata Amel, jika besar nanti ia mau jadi Polwan, karena bapaknya sudah tidak ada, dan keluarganya merupakan wanita, maka ia ingin menjaga saya, dan adiknya,” cerita Amel.