Demi Hidupi 4 Adik Dan Ibunya, Bocah Ini Rela Kerja Banting Tulang

Berbagisemangat.com – Mungkin tidak pernah terpikirkan di benak kalian untuk menghidupi keluarga di usia yang masih dini. Seperti halnya yang dialami oleh bocah laki-laki bernama Juwadi ini. Walaupun masih berusia 15 tahun, dirinya memiliki tanggung jawab yang besar untuk menjadi tulang punggung bagi ke 4 adiknya dan seorang ibu.

Dilanisr dari tribunnews.com, Juwadi selama ini tinggal bersama dengan ibu dan adik-adiknya di sebuah rumah yang masih beralaskan tanah dan berdinding gedek (anyaman bambu) tepatnya di lereng Gunung Merbabu, Dukuh Malibari, Desa Ngargoloko, Kecamatan Ampel, Boyolali.

Jika anak-anak seumurannya akan menghabiskan waktu untuk belajar dan bermain, maka hal terseut tidak berlaku bagi Juwadi. Pasalnya bocah berusia 15 tahun ini harus bekerja serabutan. Dirinya juga sempat bekerja sebagai buruh aspal. Hal ini terpakasa ia lakukan karena ayah Juwadi sudah meninggal. Kondisi keluarga Juwadi memang diketahu sangat kekurangan.

“Juwadi yang masih bocah bantu jadi buruh aspal dan dari kecil tidak sekolah,” ungkap Sendet (56).

Karena hidup dalam kemiskinan, Juwadi tidak bisa merasakan bangku sekolah seperti anak-anak yang lain. Diusianya yang suda 15 tahun dirinya bahkan tidak bisa membaca dan menulis.

“Dia buta huruf dan hitung tidak bisa baca tulis,” beber Sandet. Bocah berumur 15 tahun teraksa harus bekerja demi menghidupi kebutuhan sehari-hari ibunya dan juga 4 orang adiknya. Pasalnya sang ibu mengalami keterbelakangan mental. Itulah sebabnya Juwadi harus rela bekerja bantin tulang agar anggota keluarganya bisa bertahan hidup.

Walaupun Juwadi tidak bersekolah, ia merasa bangga karena semua adiknya bisa merasakan bangku pendidikan dan memiayai kebutuhan adiknya. Itulah sebabnya Juwadi lebih memilih bekerja sebagai buruh aspal.

Sendet pun jua mengaku jika dirinya sering mengawasi keluarga Juwadi, bahkan sering memberi mereka makanan.

Keluarga ini pun juga sudah mendapatkan bantuan dari pihak Program Keluarga Harapan (PKH) dari Pemkab Boyolali.

Kisah yang dialami oleh Juwadi diatas mungkin bisa kita jadikan inspirasi untuk lebih mensyukuri kehidupan. Semoga kelak Juwadi dan adik-adiknya bisa menjadi orang yang sukses dan bisa membuat keluarganya bangga.

Related posts