Hari Dokter Nasional: Dokter Aznan Lelo, ‘Dokter Ikhlas’ Yang Tak Pernah Sudi Pasang Tarif Untuk Para Pasiennya

Berbagisemangat.com – Hari ini, 24 Oktober diperingati sebagai Hari Dokter Nasional. Tanggal ini dipilih sebab pada tanggal yang sama tahun 1950, lahir organisasi yang menjadi ‘induk’ dari dokter-dokter di Indonesia, yaitu Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Tentunya jika kita berbicara tentang dokter, ada pro dan kontra yang menyertainya. Ada yang merasa sangat terbantu oleh keberadaan para dokter, ada pula yang merasa tak diperhatikan atau bahkan ‘diperas’ oleh para dokter saat berobat.

Tak sedikit masyarakat yang mengeluhkan mahalnya biaya untuk berobat, baik biaya konsultasi ataupun untuk membeli obat. Namun kesan tersebut rasanya tidak akan muncul dari sosok dokter asal Medan, Sumatera Utara ini.

Dokter bernama Aznan Leno ini dikenal sebagai “dokter ikhlas” karena tidak pernah menentukan tarif berobat untuk pasiennya. Simak saja kisah lengkapnya berikut ini.

Ilustrasi dokter

Sebuah bangunan tua di kawasan Jln. Puri Medan, Kelurahan Komat, Kecamatan Medan Area, Medan, Sumatera Utara, kerap didatangi orang-orang yang mengendarai becak, sepeda motor, hingga mobil.

Mereka adalah pasien seorang dokter yang akrab disapa Buya. Nama lengkap sang dokter dengan deretan gelarnya adalah Prof. Dr. Aznan Lelo Ph.D, Sp.FK.

Di kediamannya itu, guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU) ini membuka praktik tanpa memasang papan nama.

Kepada pasiennya dia tidak memasang tarif. Pasien membayar jasa konsultasi dan obat racikannya sesuka hati. Resepnya untuk obat apotek pun terjangkau. Cukup fenomenal, kontras dengan umumnya dokter, apalagi di kota-kota besar.

Biasanya praktik buka pukul 17.00 WIB. Ada pasien yang datang dan mendaftar sejak siang kemudian pergi, banyak pula yang datang langsung mendaftar dan menunggu giliran.

Ruang tunggu yang juga bagian dari garasi itu kadang dipenuhi pasien, sesuai giliran mereka masuk ke ruang praktik berukuran minimalis. Di meja registrasi di ujung garasi itu disediakan amplop-amplop putih bergaris tepi biru-merah.

Pasien yang sudah sering datang tahu cara dan jumlah pengisian amplop untuk tarif “ikhlas hati” itu. Amplop yang sudah diisi dibawa masuk ke ruang praktik saat diperiksa, dan seusai pemeriksaan ditinggal di meja dr. Aznan.

Bagi yang belum tahu dan menanyakan biaya, ada kalanya kena semprot kegusaran dan ketersinggungan Pak Dokter. Kadang dr. Aznan memberikan obat hasil racikannya sendiri, kadang pula menuliskan resep. Obat-obat yang dipilihnya pun generik, bisa diperoleh di banyak apotek dengan harga terjangkau.

Anggota Tim Pengabdian Masyarakat USU, Prof dr Aznan Lelo Ph.D Sp.FK yang sekaligus menjadi pembicara dalam Pelatihan Kader Posyandu Lansia Puskesmas Kota Medan di SD Fajar Jalan Amaliun Gg Mujur Kota Matsum, Medan, Minggu (3/9/2017).

Related posts