Kerap Dipandang Sebelah Mata, Tukang Cukur di Denpasar Ini Ternyata Bergaji Rp 9 Juta Per Bulan

Berbagisemangat.com – Dilansir dari TribunBali.com diungkapkan bahwa salah seorang tukang cukur atau barberman berbagi kisah tentang pekerjaannya sebagai tukang cukur rambut.

Ahmad adalah salah seorang barberman di Seven Barbershop Jalan Merdeka, Renon, Denpasar, Bali.

Menurutnya menjadi barberman atau seorang tukang cukur adalah pekerjaan yang keren.

Ahmad sendiri merupakan lulusan Manajemen Informatika, namun ia memilih fokus menjadi barberman.

Alasan lainnya, selain karena bakatnya di dunia tata rambut (hair style), potensi pendapatannya juga menjanjikan.

Ia mengungkapkan bahwa gaji yang didapatnya dari bekerja sebagai tukang cukur rambut bisa mencapai angka Rp 9 juta.

“Gaji tukang cukur di Bali, menurut saya, lebih tinggi daripada di Jakarta. Saya digaji bersih Rp 7 juta sampai Rp 8 juta sebulan.”

“Uang kos ditanggung. Kalau dihitung, totalnya bisa Rp 9 juta. Karena tempat kos saya itu kan sewanya Rp 1 juta per bulan,” jelas Ahmad secara rinci.

Pria berusia 30 tahun ini mengungkapkan bahwa pendapatannya saat bekerja jauh lebih tinggi jika dibandingkan saat dirinya masih bekerja di Jakarta.

“Saat jadi tukang cukur di Jakarta pada empat atau lima tahun lalu, saya cuma digaji Rp 4 juta,” kata lelaki asal Bandung ini.

Dari hasil nyukur rambut, Ahmad bahkan sudah bisa membeli sebidang tanah di kampung asalnya.

Menurut Ahmad, kebutuhan memotong rambut sebetulnya sudah seperti kebutuhan primer, akan selalu diperhatikan.

Ahmad mengungkapkan waktu masih berusia belasan tahun, ia kerap membantu pamannya melayani customer di salon. Lambat laun akhirnya ia tertarik dengan dunia itu.

“Sempat nyari uang tambahan untuk sekolah dulu pas masih bersekolah. Dari sana awal mulanya. Jadi bisa dibilang keturunanlah saya bisa mencukur,” terangnya.

Terungkap fakta lain, di mana sulit untuk menemukan tukang cukur asal Bali.

Menurut salah seorang pemilik Barbershop di Jalan WR Supratman, Denpasar Gede Artaya, minimnya orang Bali menekuni pekerjaan pencukur rambut karena faktor gengsi.

Kemungkinan lainnya adalah profesi sebagai tukang cukur juga kerap dipandang sebelah mata.

Namun, berkaca dari kisah Ahmad, pekerjaan tukang cukur kini tak lagi dipandag sebelah mata, dan bisa membuahkan hasil jika ditekuni dengan serius.

Related posts