Kisah Hafid Bahtiar, Anak Seorang Tukang Gorengan yang Sukses jadi Perwira TNI AD

Berbagisemangat.com – Hafid Bahtiar, pemuda asal Tulungagung, Jawa Timur, telah membuat bangga kedua orang tuanya.

Hafid Bahtiar dinyatakan resmi menjadi Perwira TNI AD Korps Artileri Medan.

Melansir dari website resmi Kopassus, Hafid Bahtiar sudah dua kali mendaftar menjadi Taruna Akmil, terhitung mulai 2013.

Namun, pada kesempatan tes pertama, Hafid Bahtiar gagal.

Saat mengalami kegagalan, Hafid Bahtiar pun mengingat pesan orang tuanya.

“Jangan pandang siapa orang tuamu atau keluargamu tetapi berbanggalah darimana keluargamu,” kata Hafid Bahtiar menirukan perkataan orang tuanya.

Ia sempat ditawarkan daftar Secaba tapi Hafid Bahtiar kukuh ingin masuk Akmil.

Ia berjuang keras meskipun kondisi ekonominya tak mendukung.

Hafid Bahtiar terlahir dari keluarga sederhana.

Sebelum masuk Akmil, Hafid Bahtiar kerap membantu orang tuanya untuk bekerja.

Kala itu, kedua orang tuanya berjualan gorengan.

Hafid Bahtiar pun kerap mengantarkan gorengan ke warung-warung untuk dijual.

Bahkan, ia kerap membawa gorengan tersebut ke sekolahnya.

“Orang tua saya pernah berdagang bakso, gorengan, jagung dan kacang rebus di pinggir jalan. Masih ingat di memori saya waktu sekolah di SD dan SMP membawa gorengan saya jual di sekolah,” kata Hafid Bahtiar.

Saat masuk bangku SMA, Hafid Bahtiar semakin bekerja keras.

Ia meluangkan waktunya setelah pulang sekolah untuk bekerja.

Hafid Bahtiar bekerja sebagai tukang batu marmer dan menjadi pelatih basket anak-anak di kampungnya.

Upah yang didapat dari dua pekerjaan itu, ia gunakan untuk makan sehari-hari dan uang jajan.

“Honor yang didapat lumayan buat beli makan sehari-hari dan uang saku sekolah,” ujar Hafid Bahtiar.

Kondisi keluarganya ini tak membuat Hafid Bahtiar patah semangat.

Ia tetap pada pendiriannya untuk menjadi seorang Perwira TNI.

Hafid Bahtiar pun meyakinkan orang tuanya saat meminta restu meskipun hidup serba kekurangan.

“Los aja Pak, Bismilah saja. Nggak usah memikirkan biaya untuk masuk Taruna,” kata sang ayah, Mujani menirukan ucapan anaknya.

Terbukti, pada 2014, ia mengikuti tes kedua, Hafid Bahtiar berhasil lolos sebagai Taruna Akmil.

Hafid Bahtiar bahkan menjadi mayoret Taruna Drumb Band saat pendidikan di sana.

Hafid Bahtiar menunjukkan semangatnya yang tinggi.

Walaupun orang tuanya dulu tukang gorengan dan kini hanya kerja serabutan, Hafid Bahtiar bercita-cita menjadi seorang Jenderal.

“Meski saya anak seorang kuli bangunan tetapi cita-cita saya ingin menjadi Panglima TNI,” kata Hafid Bahtiar.

Related posts