Kisah Ibu Menyusui Yang Bekerja Sebagai Perawat Pasien Covid-19

Berbagisemangat.com – Petugas medis di seluruh dunia telah bekerja keras untuk memastikan bahwa pasien Covid-19 mendapatkan perawatan dan perhatian yang memadai.

Sayangnya, banyak warga masyarakat yang lupa bahwa para petugas medis ini juga manusia. Mereka memiliki keluarga dan orang-orang tercinta yang menunggu di rumah.

Warga masyarakat terkadang tidak mau tahu dengan kondisi petugas medis yang lelah dan terpaksa jauh dari keluarga akibat merawat orang sakit karena virus corona.

Seorang perawat di Malaysia menulis curahan hati tentang realitas yang dia alami sebagai seorang ibu dua anak sekaligus petugas medis yang harus selalu ada di garis depan dalam merawat pasien Covid-19.

Ibu bernama Faiqah itu juga seorang dokter yang merawat pasien Covid-19 di Rumah Sakit Sungai Buloh, Petaling, Selangor, Malaysia.

Melalui postingan di Facebook, Faiqah menceritakan bagaimana dia harus berjuang mengatur segalanya di masa pandemi yang mengerikan seperti sekarang ini.

Faiqah memulainya dengan menjelaskan hal-hal yang dilakukannya pertama kali sebagai bagian dari prosedur standar dalam menangani pasien Covid-19.

Pertama, dia harus memakai alat pelindung diri (ADP) lengkap seperti baju, masker, sarung tangan dan lain-lain. ADP ini sangat tertutup sehingga sangat tidak nyaman dan terasa panas.

Dia harus memakai ADP ketika melakukan kontak dengan pasien Covid-19 atau mereka yang statusnya masih suspect corona. Apalagi ketika masuk ke ruang isolasi.

Setelah keluar dari ruang isolasi, dia harus melepas ADP dan membuangnya. Setelah itu, dia diharuskan mandi.

Faiqah sangat berhati-hati pada langkah ini karena dia masih menyusui bayinya yang berusia 5 bulan setiap empat jam.

Faiqah mengatakan bahwa dia bahkan mandi lebih dari lima kali karena sangat paranoid dengan Covid-19.

Setiap kali mandi, Faiqah selalu mencuci rambutnya juga. Tapi Faiqah sempat merasa frustrasi dengan rambut panjangnya yang membutuhkan waktu lama untuk mengering.

Karena itu dia memutuskan memotong rambutnya saat masih di rumah sakit. Saat pulang, suaminya terkejut dengan penampilan barunya.

Tapi Faiqah merasa senang dan tetap bersemangat membantu pasien Covid-19 setelah dapat dukungan dari suami dan anaknya. Mereka mengaku tetap akan mencintai Faiqah meski rambutnya botak sekali pun.

Sumber: World of Buzz

Related posts