Kisah Inspiratif Anak Kuli Mendapat Beasiswa di UGM

Berbagisemangat.com – Di salah satu sudut Kota Cilacap, Jawa Tengah, sebuah kabar gembira menjumpai Elan Galant melalui pesan singkat di ponselnya. Sebuah pesan dari sebuah universitas ternama di Yogyakarta yang memberi kabar bila Elan telah diterima sebagai salah satu mahasiswa Fakultas Gizi Universitas Gajah Mada (UGM).

Selepas membaca pesan tersebut Elan tak kuasa menahan kegembiraannya yang terluapkan lewat tangis bahagianya. Siapa yang tak bahagia bila dirinya diterima di universitas impian. Apalagi ia diterima lewat jalur SMPTN dan mendapatkan beasiswa Bidikmisi.

Elan masih menangis tatkala ibunya, Budi Suhartati tiba di rumah. Perempuan itu tak tahu apa yang menimpa anaknya sehingga demikian tersedu. Perempuan itu gelisah, ia segera menghampiri anak bungsunya itu dan bertanya apa yang membuatnya menangis. Namun Elan tak lekas menjawab, ia masih hanyut dalam luapan tangis bahagianya, sebelum kemudian memeluk ibunya. Tanpa berkata sesuatu ia menunjukkan sebuah pesan singkat di ponselnya. Pesan itu pun membuat ibunya tak kuasa menahan haru.

Kabar bahagia tersebut lantas disampaikan kepada bapaknya, Agus Sudiarto. Lelaki itu lantas segera meninggalkan tempatnya bekerja tatkala mendapati kabar bahagia tersebut demi memberikan pelukan dan ciuman kepada anaknya. Dan keluarga kecil itu pun dibuat susah tidur semalaman oleh kabar bahagia tersebut.

Kebahagian Elan tak terlepas dari terwujudnya impiannya selama ini. Pasalnya sejak menginjak bangku di SMA 1 Cilacap ia telah berkeinginan untuk melanjutkan pendidikan di UGM dan mengambil Fakultas Kedokteran. Namun sayangnya impian tingginya itu harus sedikit terganjal oleh kondisi keluarga yang tergolong pas-pasan.

Ibunya hanya bekerja serabutan, mulai dari mencuci piring di sebuah warung nasi rames, membersihkan rumah dan menyeterika baju tetangga. Sementara ayahnya adalah seorang kuli bangunan yang hanya diupah Rp 60rb per harinya. Bahkan pendapatan mereka tak menentu sehingga terkadang untuk makan sehari saja masih kurang. Bila itu terjadi terpaksa menumpukan harapan adanya bantuan dari saudara.

Kondisi itu membuat ibunya tak jarang berusaha menyadarkan Elan agar tak terlampau hidup dalam angan-angan. “Kamu enggak bisa. Dipikir dulu kalau mau ke kedoketeran. Kamu harus lihat bapak dan ibu yang kerjanya pocokan. Nanti kalau kuliahnya malah berhenti di tengah jalan bagaimana?”

Bukannya mengendur, tekad Elan untuk dapat mewujudkan impiannya justru kian membatu. Bahkan ibunya kerap menjadi saksi bagaimana ia meihat ketekunan Elan dalam belajar sampai larut malam.

Dan kini Elan telah mampu buktikan tak hanya kepada kedua orangtuanya, tapi juga seluruh Indonesia bahwa dirinya telah mampu melewati batasan. Berkat kegigihannya, meski tak di Fakultas Kedokteran namun ia berhasil diterima sebagai mahasiswa Fakultas Gizi Universitas Gajah Mada sekaligus mendapatkan beasiswa.

Elan pun berharap ia dapat melalui pendidikannya di UGM dengan baik dan mampu lulus dengan nilai terbaik pula. Hal itu semata-mata demi membahagiakan kedua orangtuanya dan agar dirinya dapat membantu orang banyak lewat pengetahuannya nanti.

Related posts