Kisah Langgeng Pemilik Satu Kaki, Atlet Renang hingga Ikut SBMPTN

Berbagisemangat.com – Langgeng (21), berjalan perlahan menuju sebuah ruangan di ujung lorong. Langkahnya tertatih sambil menopang kedua lengannya di atas tongkat. Tekadnya bulat mengikuti ujian Seleksi Masuk Bersama Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).

Mengenakan kemeja warna merah marun, celana hitam dan tas hitam di pundaknya, Langgeng bersiap menanti giliran di depan ruang ujian SMBPTN di Institut Teknologi Bandung (ITB), Jalan Ganesa, Kota Bandung, Selasa (8/5/2018) pagi.

Kepada detikcom, Langgeng mengaku mengambil kelompok ujian Sosial dan Hukum (Soshum). Kebetulan, jadwal ujian untuk Soshum baru mulai pada pukul 10.00 WIB lantaran didahului oleh kelompok Sains dan Teknologi (Saintek).

“Iya ini baru datang mau ikut ujian sebentar lagi kelompok Soshum,” kata Langgeng sebelum masuk ruang ujian.

Kisah Langgeng Pemilik Satu Kaki, Atlet Renang hingga Ikut SBMPTN
Foto: Mukhlis Dinillah

Kondisi fisik Langgeng tidak sempurna. Pria asal Lampung Selatan ini tidak memiliki kaki kanan sejak lahir. Keterbatasan yang dimilikinya tak lantas membuatnya patah arang untuk menuntut ilmu hingga perguruan tinggi.

“Saya kebetulan anak ketiga dari empat bersaudara. Tapi cuma saya saja yang fisiknya tidak lengkap,” ungkap dia.

Ketika lulus sekolah di SMP di Lampung, sang ibu memintanya untuk merantau ke Bandung. Hingga akhirnya Langgeng menuruti keinginan ibunya untuk merantau ke Bandung seorang diri dan mendapatkan beasiswa di SMA Daarut Tauhid.

Selama menempuh pendidikan di sekolah asuhan Abdullah Gymnastiar (Aa Gym) ini, Langgeng mendapatkan ilmu berlimpah. Tidak hanya ilmu pengetahuan umum, tetapi juga mampu menghafal 11 juz Al Quran selama empat tahun belajar.

“Alhamdulillah selama di SMA Daarut Tauhid, saya banyak dapat ilmu. Saya juga punya hafalan 11 juz Al Quran di sana,” tutur dia.

Tidak hanya punya kemampuan akademik mumpuni, Langgeng juga merupakan atlet renang. Bahkan, sambung dia, rencananya akan mewakili Kota Bandung mengikuti ajang pekan olahraga daerah (Porda) Jabar di Bogor dalam waktu dekat.

“Waktu itu sempat mau ikut kejurnas tapi gagal. Alhamdulillah, tahun ini berkesempatan ikut Porda Jabar 2018 di Bogor,” jelas dia.

Di tengah-tengah kesibukannya sebagai pelajar dan atlet kala itu, tak lantas membuatnya lupa tujuan utamanya merantau ke Kota Kembang. Ia tetap belajar untuk mempersiapkan mengikuti ujian SBMPTN tahun ini.

“Saya banyak belajar dan latihan (soal) sama teman-teman juga. Jadi tetap persiapkan diri untuk SBMPTN,” kata dia.

Langgeng mengaku memilih tiga pilihan jurusan yakni Pendidikan Luar Biasa (PLB), Managemen serta Pendidikan Olahraga dan Kesenian (POK) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

“Saya akan berusaha semaksimal mungkin. Tapi kalau gagal, masih ada tahun depan. Saya harus coba terus sampai lulus,” tegas dia.

Tekadnya yang kuat untuk melanjutkan pendidikan tinggi tak lepas dari dorongan sang ibu. Ibunya ingin Langgeng memiliki pendidikan yang lebih baik dari kakak-kakaknya yang hanya tamatan SMA di Lampung.

“Apalagi ibu saya hanya bekerja sebagai asisten rumah tangga setelah ditinggal ayah meninggal saat saya masih SD. Ibu pengen saya pendidikannya tinggi, siapa tahu bisa mengubah nasib keluarga juga nanti,” ujar Langgeng.

(Berbagisemangat.com – Detik)

Related posts