Berbagisemangat.com – Seorang mantan pejuang, Odin (97), harus tinggal di tanah pemakaman milik desa di Kampung Kananga, Desa Sukanagalih, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur.
Odin terpaksa tinggal di area makam karena tak memiliki tanah untuk membangun rumah.
Ia pun harus membayar Rp 35 ribu per bulan kepada desa sebagai tanda menyewa tanah atas rumah yang ia tempati bersama anak dan cucunya.
Di dalam rumah ia harus berbagi ruangan, Odin memilih tidur di belakang lemari yang cukup gelap dan lembab dan hanya cukup untuk menyimpan kasur lantai.
Odin pernah berjuang bersama Pasukan Nagasari yang dikomandani oleh Harun Al Rasyid dari Ciawi.
Ia sempat melakukan perlawanan terhadap penjajah di kawasan Pasir Ipis.
Sekelumit cerita perjuangan masih ia ingat termasuk beberapa temannya yang kini tinggal di kawasan Cipanas dan beberapa di antaranya sudah meninggal dunia.
Selesai berjuang ia memilih pulang ke kampung dan sempat mengelola sebidang tanah milik orangtuanya.
Namun panggilan untuk menjaga keamanan saat itu kembali ia terima. Ia harus ikut mengusir pemberontakan dan menjaga kampung zaman Karto Suwiryo.
Tahun berganti ia pun kembali ke perkampungan dan menikah dengan Onisah. Kini istrinya tersebut telah meninggal 18 tahun yang lalu.
“Sempat ada orang baik yang mempekerjakan saya di hotel, saat itu saya masih sehat. Namun karena usia saya mengundurkan diri karena sudah tak kuat bekerja,” kata Odin saat ditemui di rumahnya, Jumat (17/8).
Odin pun sempat tiga kali mengurus administrasi agar dapat pensiunan namun bukannya didapat ia malah belum menerima kabar apapun.
“Orang kampung tak tahu menahu, ada orang datang menawarkan pensiunan tapi bukan didapat malah uang saya ikut hilang,” kata Odin.
Odin pun sempat putus asa setelah tiga kali tertipu pihak yang tak bertanggungjawab untuk mengurus pensiunannya sampai datang Kapten Sukadi yang kini akan mengurus pensiunannya.
Ia melihat niat baik Kapten Sukadi tak seperti pihak yang tak bertanggungjawab sebelumnya karena tak ada biaya seperti yang sudah sudah.
Odin hanya menjalani serangkaian wawancara dan bukti bukti untuk menguatkan aksinya dalam perjuangan dulu.
Kondisi Odin sudah tak sesehat dulu ia terlihat batuk batuk beberapa kali dan ia mengaku penglihatan dan pendengarannya pun sudah sedikit terganggu.
Odin kini menjadi pengepul pisang kecil kecilan di rumahnya. Beberapa pembeli terkadang datang dan membeli pisang dari Odin.
Ia memanfaatkan pekarangan kecil di pinggir tanah makam milik desa.
Kepala Urusan Calon Veteran Kabupaten Cianjur, Kapten Sukadi, optimistis jika Odin akan mendapatkan haknya yang sudah lama ia tak terima. “Saya urus sekarang, semoga ia lolos,” kata Sukadi.
Sukadi mengatakan bahwa di wilayah Cianjur memang ada beberapa lagi usulan calon veteran lainnya. Ia mengatakan semua melalui serangkaian tahapan dan ada sesi wawancara juga di kantor.
Ketua LVRI Kabupaten Cianjur, H Mochamad Kosasih, mengatakan saat ini ada 1.500 veteran yang terdata di Kabupaten Cianjur.
“Total yang ada segitu, Alhamdulillah sudah ada gambaran 25 persen akan naik pensiunan kami, terima kasih, namun sampai saat ini belum kami terima,” kata Kosasih.
Ia berharap banyak yang peduli lagi terhadap veteran karena kehidupannya sampai saat ini masih banyak yang memprihatinkan.
Ia mengatakan mereka yang hidup prihatin itu kebanyakan di wilayah Cianjur selatan.
“Kehidupannya amat memprihatinkan, saya berpesan jangan lupakan sejarah, karena pahlawan memberikan andil kepada negara,” katanya.
Kosasih tak menampik perhatian pemerintah mulai bertahap dirasakan seperti adanya BPJS untuk biaya kesehatan.
“Namun 70 persen dari total veteran kehidupannya masih memprihatinkan,” katanya.