Kisah Nadia Murad, Dari Mantan Budak Seks ISIS Hingga Raih Nobel Perdamaian

Berbagisemangat.com – Nadia Murad, wanita pegiat hak asasi manusia yang menjadi mantan budak seks ISIS meraih Nobel Perdamaian 2018 pada Jumat (5/10/2018).

Kurang lebih tiga bulan menjadi tawanan ISIS, Nadia berulang kali mendapatkan perlakuan yang keji yakni dipukuli, disiksa, dan diperkosa.

Mimpi buruk Nadia terus berlanjut saat ia dipaksa menikahi anggota ISIS. Nadia disika, dipaksa menggunakan make up, hingga mengenakan pakaian ketat.

Merasa tidak kuat dengan perlakuan tersebut, Nadia bertekad untuk melarikan diri. Aksi melarikan diri yang dilakukan Nadia berhasil berkat bantuan sebuah keluarga Muslim asal Mosul.

Berbekal surat-surat palsu, Nadia berhasil melintasi perbatasan dan masuk ke wilayah Kurdi bergabung dengan ribuan pengungsi Yazidi. Nadia juga akhirnya berhasil bertemu dengan saudarinya di Jerman berkat bantuan sebuah organisasi yang membantu warga Yazidi.

Sejak saat itulah, Nadia Murad akhirnya mendedikasikan dirinya sebagai “perjuangan rakyat kami” dan menjadi aktivis anti-kekerasan terhadap perempuan.

Kisah Nadia ini akhirnya diangkat ke dalam sebuah buku. Rabu (29/3/2017) Penerbit Tim Duggan Books mengatakan kepada Associated Press, buku tersebut bertajuk “The Last Girl: My Story of Cativity, and My Fight Against the Islamic State.”

Memoir Murad tersbeut terbit pada 31 Oktober 2017 lalu. Murad berharap agar kisah yang dibukukan tersebut bisa memberikan pengaruh bagi para pemimpin dunia untuk mengambil tindakan.

Kini Nadia Murad menjadi suara Yazidi di ranah dunia untuk mengkampanyekan keadilan bagi rakyatnya. Nadia Murad juga memperjuangkan agar dunia mengakui ISIS terhadap etnis Yazidi bisa dikategorikan sebagai genosida.

Related posts