Kisah Serma Widodo, Anggota TNI Yang Tak Malu Jadi Pemulung Demi Kebutuhan Keluarga

Berbagisemangat.com – Jika Bripka Seladi merupakan anggota Polisi yang tak malu menjadi pemulung, jajaran TNI juga punya sosok Serma Priyo Widodo, seorang tentara yang tak malu menjadi pencari barang bekas selepas dinasnya sebagai militer. Seolah tak ada rasa malu, pekerjaan yang telah ditekuninya sejak 5 tahun itu telah menjadi sebuah profesi sampingan bagi dirinya. Seusai bertugas dari satuan Kodim 0814 Palembang, Serma Priyo langsung pulang ke rumah dan mengganti seragam dinasnya dengan kaos oblong dengan celana selutut. Ada

Di belakang rumahnya, telah menunggu gunungan sampah yang bertumpuk-tumpuk dan berserakan. Siap untuk dikemas dan dimasukkan ke dalam karung. Barang-barang tersebut terdiri dari botol bekas dan kardus yang telah ia kumpulkan selama berhari-hari. Ternyata, ada sebuah cerita haru yang terselip di balik kegiatan memulungnya itu.

Berawal dari kegagalan dirinya merintis usaha

Menjadi seorang pemulung sampah, dipilih oleh Serma Priyo setelah gagal merintis sebuah bisnis di bidang peternakan dan perikanan. Alhasil, ia pun harus memutar otaknya. Mencari pendapatan di bidang lain yang bisa dijangkau olehnya. Beruntung, Serma Priyo mendapatkan saran dari sang teman untuk mengumpulkan barang bekas setelah mendengar keluh kesahnya. “Saya jadi pemulung sejak tiga tahun terakhir,” katanya yang dilansir dari sumsel.tribunnews.com.

Usahanya mulai menunjukan hasil

Tanpa menunggu lama, ia pun akhirnya terjun ke dalam profesi tersebut. Tak peduli meski dirinya masih aktif berdinas sebagai anggota TNI. Perlahan tapi pasti, Serma Priyo mulai merintis usaha tersebut dari bawah. Berkat ketekunan dan kerja kerasnya, profesi memulung barang bekas yang dirintisnya mulai memperlihatkan hasil. Seiring dengan berjalannya waktu, Serma Priyo pun akhirnya dipercaya oleh beberapa warung-warung dan kebanjiran order untuk mengambil botol-botol bekas tersebut. “Saya terus cari jaringan menemui warung-warung untuk kumpulkan botol bekas,” ujarnya yang dilansir dari sumsel.tribunnews.com.

Penghasilan per bulan yang cukup menggiurkan

Atas kerja kerasnya itu, Serma Priyo mampu meraup penghasilan sebesar Rp 10 juta. Hal ini berkat hasil sampah yang ia kumpulkan dijual ke agen-agen besar. Tak hanya itu, dirinya juga kerap membeli botol bekas dari warga yang berminat. Sayang, profesi mulia yang ia kerjakan, ternyata masih dianggap sebelah mata oleh rekan-rekannya sesama anggota TNI.

Dipandang sebelah oleh rekan-rekannya

Meski telah sukses mendapat penghasilan tambahan sebagai pemulung, profesi sampinan Serma Priyo itu ternyata menuai cibiran dari rekan-rekannya. Mereka merasa tak pantas jika seorang anggota militer harus turun menjadi pemulung di jalanan. “Masak tentara mulung sampah” ujarnya menirukan olokan dari rekan sesama anggota militer.

Ia sendiri tak merasa malu ataupun minder terhadap gunjingan tersebut. Sebaliknya, Serma Priyo malah termotivasi untuk bekerja lebih giat lagi. Bagi dirinya, ia menekuni sebuah profesi yang halal untuk memenuhi kebutuhan keluarga. “Kalau ada yang mengejek biarlah. Saya cuma mencari nafkah buat keluarga,” katanya yang dilansir dari sumsel.tribunnews.com.

kisah haru di balik profesinya sebagai pemulung

Selain mencari nafkah untuk keluarga tercinta, ada sebuah niat mulai dari sosok Serma Priyo dari profesi sampingannya sebagai pemulung. Dari pekerjaan itu, ia ingin mendidik anak-anaknya agar mandiri sekaligus mengetahui cara orang tuanya mencari nafkah dengan cara yang halal. Sang istri pun ikut membantu suaminya memisahkan plastik dan tutup botol yang masih menempel. Bisa dibilang, sosok Serma Priyo merupakan kebanggaan dalam keluarga. “Tidak malu mas, ini pekerjaan mulia,” tuturnya yang dilansir dari sumsel.tribunnews.com

Memang, pekerjaan apapun asal halal dan dilakukan dengan benar, betul-betul mencurahkan hasil yang baik. Seperti apa yang telah dilakukan ole Serma Priyo di atas. Kita diajarkan agar jangan pernah gengsi melakoni suatu profesi yang halal. Meskipun terlihat remeh di pandangan mata orang lain. Karena apa yang dilihat rendah oleh manusia, bisa saji mempunyai kedudukan dan nilai yang tinggi di hadapan Ilahi.

Related posts