Nenek Ini Pilih Tetap Berjualan Sayur Walau Anaknya Sukses Jadi Bupati, Alasannya Mengharukan

Berbagisemangat.com – Nenek Margaretha pilih berjualan sayur walau anaknya sudah jadi Bupati NTT.

Alasanya mengharukan banget.

Seandainya kita melihat nenek Margaretha jualan sayur, mungkin kita tidak akan menyangka bahwa ia adalah ibu dari seorang Bupati Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur (NTT), Raymundus Sau Fernandez.

Walau anaknya telah sukses menjadi seorang Bupati TTU, nenek Margaretha tetap memilih untuk jualan sayur.

Nenek Margaretha yang berumur 78 tahun ini tetap semangat jualan sayur, walau anaknya telah sukses menjadi bupati.

Melalui acara Hitam Putih yang ditayangkan di kanal Youtube Trans7 Official, nenek Margaretha menceritakan kisahnya sambil didampingi oleh putranya.

Alasannya Tetap Berjualan Sayur

Wanita bernama lengkap Margaretha Hati Manhitu ini bercerita, di umurnya yang sudah menginjak 78 tahun, ia masih memilih berjualan sayur sendirian dan berangkat menggunakan angkutan umum.

Bahkan, sayuran yang dibawa nenek Margaretha sempat dicuri orang ketika berada di terminal.

“Mamah bilang, dia jualannya dengan angkutan pedesaan. Ketika di terminal, saat ramai, ada yang ngambil tanpa sepengetahuan mamah,” ujar Melkianus Aleus Fernandez, putra nenek Margaretha, saat menerjemahkan perkataan ibunya.

Walau anak-anaknya telah dewasa dan menjadi sukses, nenek Margaretha tetap berusaha memberi uang jajan dari hasil berjualan sayur dan beternak.

Putra nenek Margaretha yang kini telah sukses menjadi Bupati Timor Tengah Utara, NTT, Raymundus Sau Fernandez, mengaku tetap diberi uang saku oleh sang ibu.

“Jadi mama dan bapak itu kalau setiap penjualan ternak, sapi, jatah itu selalu diberikan kepada kami,” ujar Raymundus.

Tetap diberi uang saku walau telah menjadi bupati, Raymundus mengaku sempat menolak pemberian orangtuanya.

“Mamah marah. Ini adalah haknya kamu. Semua yang dihasilkan orang tua itu haknya anak-anak,” ujar Raymundus menirukan perkataan ibunya.

Tak hanya marah jika menolak uang saku, nenek Margaretha juga marah jika Raymundus, atau anaknya yang lain, memberikannya uang.

“Berulang-ulang (uang) ditolak. Berulang-ulang dimarahin,” tambah Raymundus.

Sempat melarang ibu dan ayahnya bekerja lagi, anak-anaknya sempat menjemput ibunya untuk pindah ke rumah anaknya.

Namun, nenek Margaretha beserta suami, Yakobus Manue Fernandez (84), kembali memilih pulang ke rumah mereka sendiri yang berlokasi di Desa Bijeli, Kecamatan Noemuti, Kabupaten TTU.

“Tidak betah dengan kita, ibu bilang ‘kami punya kehidupan sendiri’,” ujar Raymundus.

Tolak Bantuan dari Anak

Raymundus mengatakan, bahwa nenek Margaretha hanya mau menginap jika ada anaknya atau cucunya yang sakit.

“Paling lama 2-3 hari pasti sama kita. Begitu (anak cucu) pulih, tinggal pasti,” cerita Raymundus.

Mengutip Kompas.com, fasilitas serta bantuan yang diberikan putranya sebagai Bupati TTU, ditolak oleh nenek Margaretha dan suami.

Alasannya, nenek Margaretha tidak ingin membebani anak-anaknya.

“Kami tidak mau membebani anak kami karena dia itu kerja untuk masyarakat banyak. Saya kerja dengan suami saya untuk makan sehari-hari,” ungkap nenek Margaretha seperti dikutip Grid.ID dari Kompas.com.

Tetap memilih untuk hidup sederhana walau putranya telah sukses menjadi bupati, nenek Margaretha tetap tak lupa untuk selalu menasehati putranya, orang nomor 1 di Kabupaten TTU.

“Saya selalu pesan buat anak saya untuk kerja yang baik, untuk rakyat, dan jaga nama baik keluarga,” ujar nenek Margaretha.

Related posts