Sempat 2 Kali Gagal, Anak Tukang Sol Sepatu Ini Akhirnya Berhasil Masuk Sekolah Polisi

Berbagisemangat.com – Perjuangan Muhammad Kompas Priyogo untuk menjadi seorang anggota polisi akhirnya membuahkan hasil.

Pemuda kelahiran Palembang, 26 September 1997, ini sebelumnya telah dua kali mengikuti seleksi penerimaan bintara Polri di Polda Sumatera Selatan. Namun gagal.

Setelah seleksi untuk yang ketiga kalinya, akhirnya Kompas, begitu sapaan akrab pemuda itu, dapat lulus dan mengikuti pendidikan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Sumatera Selatan di Kecamatan Betung, Kabupaten Banyuasin.

Anak dari pasangan Muhdi (53) dan Hutriana (51) tersebut bukanlah dari keluarga yang berkecukupan.

Ayahnya sehari-hari bekerja sebagai tukang sol sepatu di bawah jembatan Ampera.Sementara ibunya hanya seorang ibu rumah tangga (IRT).

Dengan kondisi ekonomi yang tak menentu, tekad Kompas kian bulat untuk mengubah kondisi keluarganya dengan menjadi seorang anggota Polri.

“Bapak pernah bilang, kita nggak ada uang kalau mau tes. Jadi saya paksa sendiri, dengan membantu bapak sol sepatu, uangnya dikumpulkan untuk biaya tes, seperti fotokopi berkas,” kata Kompas ketika berada di SPN Polda Sumsel, Selasa (7/8/2018).

Sebelum lulus menjadi seorang polisi, Kompas sempat bekerja sebagai office boy di salah satu perusahaan sawit pada 2015 lalu.

Setelah itu Kompas memutuskan berhenti dan mengikuti seleksi penerimaan Polri.

“Sudah dua kali ikut tes, semuanya gugur di (tes) kesehatan. Pas ikut tes yang ketiga kali baru lulus, karena saya selalu olahraga. Tes yang ketiga adalah yang terakhir, karena umur saya sudah 21 tahun,” ujarnya.

Cita-cita menjadi seorang anggota Polisi memang telah diimpikan Kompas dari sejak kecil. Dia ingin menjadi polisi yang bisa mengabdi kepada masyarakat selama bertugas.

“Saya memang ingin membantu keluarga dan warga juga, karena polisi selalu menjadi masyarakat. Saya ingin membuat orangtua bangga,” jelasnya.

Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Zulkarnain Adinegara mengatakan, dalam penerimaan Polri, tak ada sedikitpun biaya yang dibebankan kepada para calon peserta seleksi.

Sebab, saat ini proses penerimaan dilakukan secara transparan.

“Saya sudah minta ke kepala SPN untuk mendidik dan melatih sebaiknya. Rekrutmen Polri kita pastikan tidak ada sogok menyogok, ini harus jadi kebanggaan kita.”

“Saya ingin menitipkan apa yang disampaikan Kapolri. Ikuti pelatihan selama tujuh bulan. Kalian sumbernya sudah baik.”

“Kalian baik-baik di sini dengan lingkungan sini sesuaikan dengan masyarakat di sini,” imbuh Zulkarnain saat memberikan pengarahan kepada para siswa Bintara Polri di SPN Polda Sumsel.

Related posts