Tanpa Listrik, Siswa SMA 2 Wonosobo Ciptakan Charger Yang Simpan Daya Dari Gerakan Aktivitas Sehari-hari

Berbagisemangat.com – Anak muda Indonesia emang memiliki kreatifitas tinggi, kali ini seorang siswa SMA 2 Wonosobo bernama Ravi Ramadhani berhasil menciptakan charger yang bisa menyimpan daya dari gerakan aktivitas sehari-hari.

Dilansir dari Kompas.com, alat bernama Obah Energy ini mampu menghasilkan dan menyimpan energi listrik dari gerakan yang diciptakan saat beraktivitas, dengan kapasitas maksimum hingga mencapai 5 ribu volt.

“Jadi kita kan selalu bergerak, berjalan, sholat, atau apapun, terus juga setiap hari kita selalu pakai handphone, inilah kenapa saya tiba-tiba dapat ide kenapa kedua hal ini tidak dimanfaatkan saja,” ujar Ravi dalam acara Indonesia Science Expo 2019 pada Rabu (23/10) lalu.

Cara kerja Obah Energy pun cukup sederhana, pengguna tinggal membawa alat ini ketika mereka melakukan aktivitas sehingga magnetik di dalamnya berguncang dan menghasilkan energi melalui kumparan yang ada pada badannya.

“Guncangan yang dilakukan akan membuat magnetik yang ada ikut bergerak, berpengaruh juga ke kumparannya, dari situlah energi listrik dihasilkan, lalu disimpan,” terangnya menambahkan.

Dinilai bisa jadi sumber energi yang lebih hemat serta ramah lingkungan jika dibandingkan dengan powerbank, Ravi berharap ke depan pemerintah dapat membantu anak-anak muda sejak mereka melakukan penelitian, bukan setelah semuanya selesai.

“Pemerintah bilang nanti kalau menang kami kasih penghargaan ya. Ini sama saja orang sakit dibilang, ‘Nanti kalau sudah sehat, kami kasih obat ya.’ Untuk apa, kan enggak guna kalau begitu?,” ujarnya lebih lanjut.

Kini, Ravi telah mendapat bantuan dari perusahaan swasta untuk mengembangkan penelitiannya dan akan melanjutkan presentasi mengenai Obah Energy ini di Filipina.

“Saya juga berharap sih ini nanti bisa dimanfaatkan oleh masyarakat dunia khususnya di Indonesia sebagai alternatif energi bertenaga manusia. Ya saya enggak inginlah, (kalau) nanti ini malah diproduksi oleh negara tetangga, misalnya,” tutup Ravi.

Semoga ke depannya pemerintah lebih peduli terhadap karya-karya anak muda ya sehingga bibit-bibit unggul seperti Ravi nggak terbuang sia-sia.

Related posts