Berbagisemangat.com – Nama Hamdia Ahmed mulai dikenal saat ia menjadi model berhijab kedua setelah Halima Aden yang melenggang di panggung Milan Fashion Week. Tak hanya berhijab, ia pun berkulit hitam dan keturunan Somalia, persis seperti Halima.
Baru-baru ini ia menggemparkan media sosialnya, karena mengalami kejadian yang kurang mengenakan. Ia diusir dari gerai Dunkin’ Donut di Amerika, karena mengobrol memakai bahasa dan aksen Somalia.
Melalui akun Twitter-nya Hamdia menceritakan peristiwa itu berikut video yang merekam percapakannya. “Today my family and I want @dunkindonuts. Before we even place our order through the drive thru, we were told to leave for speaking in our native language. We were called a bitch,” tulisnya pada Kamis (16/10/2018).
Guys, I need your help. Today my family and I want @dunkindonuts. Before we even place our order through the dr thru, we were told to leave for speaking in our native language. We were called a “ bitch.” The police were called on us, and now can’t go back their. I am disgusted. pic.twitter.com/A1foloR1ma
— Hamdia Ahmed (@hamdia_ahmed) October 15, 2018
Dalam video itu, terdengan Ahmed menjawab sang kasir Dunkin’ Donuts, “Anda memperlakukan saya seperti itu, hanya karena berbicara dengan bahasa yang berbeda dengan Anda?,” ungkapnya. Sang pelayan kemudian meminta Ahmed untuk keluar dari gerai tersebut.
Video yang tersebar pun mendapat respons yang ramai di Twitter. Ada sekitar lebih dari 1,600 pengguna Twitter yang membalas dan membicarakan apa yang Hamdia alami.
Karena viral, akhirnya pihak Dunkin’ Donuts melayangkan permintaan maaf kepada Hamdia Ahmed. Pihak manajemen gerai donat itu berjanji akan melakukan pelatihan yang lebih baik untuk stafnya.
“Proud of myself for speaking up,” tulis Hamdia di Twitter-nya setelah mengabarkan permintaan maaf tersebut.
Kejadian ini bukan pertama kalinya menimpa Hamdia Ahmed. Pada September yang lalu, Hamdia Ahmed sempat ‘ditertawakan’ dengan kurang respek saat meminta pelayan Starbucks untuk mengecek kandungan alkohol di minumannya.
Tinggal menjadi minoritas di suatu negara menjadi rentan diskriminasi dan perlakuan yang tidak menyenangkan. Namun, suara Hamdia Ahmed sebagai minoritas lebih didengar setelah prestasinya di dunia modeling terus berkibar.