Viral, Polisi Antar Gelandangan Pulang Ke Keluarganya Di Klaten

Berbagisemangat.com – Seorang polisi di Blitar mengantar gelandangan ke keluarganya di Klaten, Jawa Tengah. Aksi sosial itu dilakukan sebagai wujud syukur karena Tuhan tidak menempatkan dia dalam posisi seperti gelandangan itu saat di dunia.

Perbuatan baik sang polisi sempat diabadikan seorang warga, lalu di-posting di akun Yhuana Khecil. Ada enam foto yang dilampirkan dengan caption_

“Perjuangan seorang aparat negara membantu seorang gelandangan dari ditemukan, dimandikan, sampai diantar ke keluarganya di Klaten. Colek Pak Harianto Polsek Wlingi”.

Kapolsek Wlingi Kompol Purdianto membenarkan nama Harianto itu adalah anggotanya. Aiptu Harianto meminta izin kepada Kapolsek saat mengantarkan gelandangan ke Klaten.

“Iya benar, itu anggota saya. Silakan hubungi langsung gimana cerita lengkapnya,” jawab Kapolsek saat dimintai konfirmasi detikcom, Senin (25/11/2019).

Sosok Aiptu Harianto terlihat sangar tapi ternyata berhati lembut. Pria berusia 42 tahun itu merupakan warga Jalan Gajah Mada RT 02 RW 04 Lingkungan Majekan, Kelurahan/Kecamatan Wlingi.

“Nama gelandangan itu Mbah Poniman. Beliau sudah lama menggelandang di sekitar Pasar Wlingi. Sering dikasih makan orang-orang, salah satunya pedagang namanya Mbak Tatik,” ucap Harianto mengawali cerita kepada detikcom.

Suatu saat, lanjutnya, Mbak Tatik bertanya-tanya kepada Mbah Poniman rumahnya mana. Dijawab Klaten. Lalu ketika Harianto berpatroli keliling, Mbak Tatik menceritakan nasib Mbah Poniman itu kepadanya.

“Itu tanggal 23 November pagi. Saya lalu minta Mbak Tatik memfoto Mbah Poniman dan mem-posting di FB Info Seputaran Klaten (ISK). Ternyata langsung ada yang respons, namanya Novi, bilang kalau kenal keluarga si mbah,” tutur Hari Brewok, panggilannya.

Harianto pun kemudian menghubungi Novi, minta dihubungkan dengan keluarga Mbah Poniman. Adik Poniman, Sugiono, menyatakan mau menerima dan merawat kakaknya itu.

Poniman selama ini memang hidup sebatang kara. Dia meninggalkan Klaten sekitar 25 tahun lalu, pamit akan bekerja. Saat itu usia Poniman sekitar 55 tahun dan istrinya baru meninggal. Poniman tidak punya anak dari perkawinannya.

“Lalu saya tanya apa mereka bisa menjemput ke Wlingi, mereka tidak memberi jawaban sampai siang. Saya putuskan membawa Mbah Poniman pulang. Pas ambil itu dibantu putri saya yang nomor 2, lalu difoto sama Mbak Tatik itu,” ungkapnya.

Tiba di rumahnya, Mbah Poniman dimandikan, diganti bajunya, dan diminta istirahat di kamar anaknya. Harianto bersyukur, anak-istrinya mendukung apa yang dilakukannya.

Karena sampai malam belum ada jawaban, akhirnya Harianto bertekad mengantarkan Mbah Poniman langsung ke Klaten. Yang ada dibenaknya, dia ingin si mbah bahagia karena bisa bertemu dengan keluarganya.

“Pukul 23.00 WIB, saya putuskan mengantar ke Klaten. Saya izin Bapak Kapolsek karena malam itu pas saya jadwal piket. Alhamdulillah diizinkan. Beliau berpesan hati-hati dan segera berkabar jika menemui kendala,” tutur bapak tiga putri ini.

Ditemani seorang sopir, Aiptu Harianto sampai di Dusun Jati, Desa Pleneng, Kecamatan Kebon Arum, Klaten, pukul 04.00 WIB. Keluarga Sugiono menyampaikan terima kasih karena Harianto bersedia mengantar Mbah Poniman sampai ke rumah keluarganya.

Apa yang mendorong Aiptu Harianto sampai begitu peduli kepada seorang gelandangan? Menurutnya, gelandangan itu juga manusia yang ternyata masih punya keluarga. Pasti ada perjalanan hidup panjang yang dilalui hingga Mbah Poniman sampai terdampar di Blitar. Dengan kondisi mengenaskan, tidur di antara tumpukan sampah di Pasar Wlingi.

“Saya sudah tidak punya bapak-ibu. Tidak punya mbah kakung-putri. Kalaupun keluarganya tak menerima, saya dan keluarga saya akan merawatnya. Saya hanya bersyukur, Allah tidak menempatkan saya seperti Mbah Poniman di dunia ini,” pungkasnya.

Related posts