Yatim Piatu di Usia Belia, Gadis Ini Rela Jadi Penggembala Ternak Warga Demi Hidupi 4 Adiknya

Menjadi sosok pengganti ayah dan ibu di usia muda memang bukan hal yang gampang. Tapi sayangnya, hal ini harus dialami seorang remaja berusia 17 tahun bernama Saskia. Sejak kedua orang tuanya meninggal, Saskia otomatis menjadi orang tua sekaligus tulang punggung keluarga bagi keempat adiknya.

Setiap harinya, Saskia bekerja sebagai penggembala kambing dan sapi milik warga untuk bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari. Berikut kisah selengkapnya.

Melansir dari Kompas, Saskia biasanya menggembala sapi dan kambing milik warga dengan dibantu keempat adiknya. Tak hanya menggembala ternak warga, mereka juga mencari nafkah dengan memungut kelapa yang jatuh dari kebun warga untuk nantinya dijual kembali ke pengepul.

Sejak sang ayah dan ibu meninggal dua tahun lalu, Saskia anak tertua dari lima bersauadara ini terpaksa harus berjuang menghidupi dirinya dan keempat adiknya. Di usinya yang saat itu 15 tahun, ia sudah harus memikul beban yang berat.

Selama masa pandemi ini, ketiga adik perempuannya yang masih kecil biasanya tinggal di rumah sementara adik laki-lakinya, Duami bersama Saskia menggembalakan kambing dan sapi milik warga secara bergantian.

Sebelumnya, remaja ini juga sempat putus sekolah lantaran sibuk merawat adik-adiknya yang masih kecil. Beruntung, tantenya yang merasa prihatin pada kondisi keluarga ini membantu Saskia merawat keempat adiknya. Saat ini, ia bisa kembali lagi ke sekolah setelah sempat berhenti selama satu tahun.

Dulu waktu masih kecil saya sempat putus sekolah karena sibuk mengurus adik-adik yang belum mengerti apa-apa. Sekarang sudah sekolah, kecuali adik saya yang laki-laki memang tak pernah sekokah karena keadaan keluarga,” ucap Saskia yang dilansir dari Kompas.

Saskia dan adik-adiknya saat ini tinggal di rumah peninggalan almarhum orangtuanya di di Dusun Galung, Desa Kenje, Kecamatan Campalagian, Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Biasanya, kelimanya mendatangi rumah tantenya saat hendak makan atau membantu sang tante. Memang, rumah kedua keluarga ini saling bersebelahan.

Merekapun juga kerap makan apa adanya, bahkan nasi tanpa lauk sekalipun. Maklum saja, tante Saskia juga hidup serba pas-pasan dan tergolong pada keluarga tidak mampu.

Meski hidup pas-pasan, karena merasa prihatin dengan kondisi sang keponakan akhirnya Juna, tante kelimanya terpaksa ikut bertanggung jawab mengurus keponakannya. Saskia dan adik-adiknya biasanya juga membantu sang tante memasak atau bersih-bersih rumah.

Sejak ayah dan ibunya meninggal mereka ikut saya. Sekarang yang kecil-kecil ini sudah sekolah. Kalau mau makan ya ke rumah saya karena hanya bersebelahan,” terang Juna.

Kondisi rumah Saskia sendiri juga cukup memperihatinkan. Nyaris tak ada perabot maupun alat dapur di rumahnya. Kondisinya pun mulai tak terurus sejak kedua orangtuanya meninggal.

Saskia sendiri bercita-cita ingin menjadi seorang guru. Gadis ini berharap cita-citanya kelak bisa terwujud agar dirinya bisa menyekolahkan semua adik-adiknya.

Saskia sendiri juga kerap prihatin akan masa depan pendidikan adik-adiknya. Apalagi sejak kedua orang tuanya meninggal, sumber pendapatan keluarga ini sangat amat berkurang.

Related posts