Kegigihan Putri Buruh Bongkar Muat Truk Raih Cumlaude

Berbagisemangat.com – Indri Suwarti berhasil mendapatkan predikat cumlaude dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Jawa Tengah. Puteri pasangan Natun dan Suratni ini meraih indek prestasi kumulatif (IPK) 3,94.

Warga Pejogol, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah, mengaku tidak pernah membayangkan bisa berkuliah. Indri sadar, ayahnya hanya seorang kuli truk dengan penghasilan tak menentu.Kuliah bukan cita-cita yang diidamkan.

Lulus SMP, dia melanjutkan ke SMK Negeri 3 Purwokerto. Prestasinya yang baik membuat guru-guru di SMK Negeri 3 Purwokerto mendorongnya agar berkuliah dengan Bidik Misi di Unsoed.

” Akhirnya, saya mendaftar SBMPTN sekaligus bidikmisi agar saya dapat melanjutkan kuliah,” ucap dia.

Dikutip dari Merdeka.com, perjuangan Indri meningkat ketika kebutuhan peralatan dan perlengkapan kuliah mulai menumpuk. Natun harus bekerja siang malam sebagai kuli truk. Pasir, batu, kelapa, dia bongkar muat demi memenuhi kebutuhan keluarga dan anak kebanggaannya yang berkuliah.

” Ayah saya rela kepanasan dan kehujanan setiap hari duduk di atas truk yang membawa muatan,” dia menuturkan.

Perjuangan itu menuai rintangan. Respons tetangga mencibir Indri, menyebutnya mengemis-emis meminta bantuan.

Hinaan itu tak membuat mental Indri ciut. Justru karena olok-olok itu, dia lebih bersemangat membuktikan bisa berprestasi. Sedari awal, dia bercita-cita lulus dengan IPK tertinggi dan terbaik.

Kegigihannya sejak semester 1 mulai berbuah. Tiap akhir semester, Indri memperoleh nilai baik.

Satu rahasia yang mungkin bisa ditiru adalah ketika berkuliah, Indri mengaku duduk di barisan terdepan. Dia memastikan diri bisa berkonsentrasi saat menerima materi.

” Selama empat tahun saya juga tidak pernah membolos kuliah,” ucap dia.

Dia juga selalu datang ke kampus tepat waktu dan sering menjadi mahasiswa yang hadir pertama di kelas. Tidak ada dalam kamus Indri untuk titip absen apalagi membolos.

Semangat ini juga dilanjutkan tatkala Indri mulai mengerjakan skripsi agar bernilai A. Dia rajin menunggu dosen dari pagi hingga malam. Pernah juga satu ketika, Indri mendapat jadwal bimbingan skripsi sampai pukul 19.30 WIB.

Perjuangan itu pun berakhir dengan gemilang. Indri lulus dengan predikat cumlaude.

Related posts