Linmas Yang Meninggal Jaga Kotak Suara Di Tulungagung Merawat Seorang Anak Sendirian, Istrinya Pergi

Berbagisemangat.com – Mukaeni (60) seorang anggota Perlindungan Masyarakat (Linmas) yang menjaga kotak suara di Desa Selorejo, Kecamatan Ngunut, Kabupaten Tulungagung meninggal dunia.

Mukaeni, penjaga kotak suara Pemilu 2019 meninggal dunia diduga karena mengalami kelelahan, setelah dua hari bekerja hingga pagi. Laki-laki yang dikenal humoris ini tinggal bersama seorang anak perempuannya, Nafa Juan Febriani (15). Sementara istrinya pergi sejak lama, karena keduanya tengah pisah ranjang.

Saat surya.co.id (Grup TribunJatim.com) mendatangi rumahnya, Nafa sedang ikut Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) tingkat SMP. Rumah Mukaeni terpencil, terpisah dari rumah warga lainnya. Untuk menuju rumahnya, harus melewati jalan selebar 3 meter. Jalan ini juga akses menuju pemakaman umum Desa Selorejo. Rumah Mukaeni berada di sisi timur, tidak jauh dari makam ini.

“Jadi ini rumah satu-satunya setelah lewat makam itu,” ungkap Arifin, warga desa setempat yang menjadi anggota KPPS.

Rumah Mukaeni sangat sederhana, dengan sebuah kandang kambing ada di bagian depannya. Kesehariannya ia bekerja dengan berjualan arum manis. Menurut Arifin, Mukaeni bertugas sejak sebelum kotak suara datang ke Balai Besa Selorejo.

“Jadi hari Selasa (16/4/2019) pagi dia sudah bertugas. Sampai Rabu (17/4/2019), hari pencoblosan, dia ikut mengantar logistik ke TPS,” tutur Arifin.

Saat pencoblosan, Mukaeni bertugas di Posko desa, seperti mengatur jalan dan tugas apa saja yang diperintahkan kepadanya. Dia bertugas hingga pagi hari karena harus menunggu logistik dikirim kembali ke balai desa. Mukaeni baru beristirahat, setelah semua logistik dipastikan sudah dikirim kembali ke Kecamatan.

“Jadi kalau dihitung, dia dua hari tidak tidur karena kerja sampai pagi hari,” sambung Arifin.

Diduga karena dua malam begadang, kondisi Mukaeni menurun. Minggu (21/4/2019) Mukaeni sempat keluar pagi untuk berjualan. Namun dia mengeluh masuk angin. Menurut anak tirinya, Yudi setiawan (31), Mukaeni sempat kerokan dan pijat. Namun kondisinya terus menurun, dan akhirnya Mukaeni meninggal pukul 15.00 WIB.

“Mungkin jantung, karena dia mengeluh masuk angin dan sakit di dada kirinya,” tutur Yudi.

Yudi selama ini tinggal di rumahnya di Desa Rejoagung, Kecamatan Kedungwaru. Karena adik tirinya tidak ada yang menemani, Yudi kini tinggal bersama Nafa.

Related posts